Obat Virus Corona Pertama Diklaim Tersedia Bulan Depan

Presiden AS Donald Trump berbicara dalam jumpa pers penanganan pandemi COVID-19 di Gedung Putih, Washington, 19 Mei 2020. [AFP]
Presiden AS Donald Trump berbicara dalam jumpa pers penanganan pandemi COVID-19 di Gedung Putih, Washington, 19 Mei 2020. [AFP]

WacanaNews.co.id — Berdasarkan hasil dari tes lebih dari 10.000 pasien yang dites positif virus corona dan telah terlibat dalam uji coba obat Covid-19 ini akan dirilis pada akhir Juni mendatang.

Jika mereka berhasil, para ahli mengatakan, mereka dapat segera diluncurkan di NHS.

Percobaan pemulihan adalah evaluasi acak terapi Covid-19 dan mencari obat lain yang sudah dalam produksi dan digunakan untuk kondisi lain, dan dapat digunakan untuk mengatasi virus.

Sejauh ini, di Inggris lebih dari 36.000 kematian telah dilaporkan karena virus corona dan hasil dari pasien yang telah diobati dengan lima obat yang berbeda, termasuk terapi HIV, dapat menemukan solusi bagaimana Inggris keluar dari kuncian.

Sebagaimana dilansir laman The Sun, Sabtu (23/5/2020), karena obat-obatan sudah dilisensikan dan digunakan mereka tidak perlu melalui peraturan, berarti pasien dapat mengaksesnya bulan depan.

Wakil kepala penyelidik persidangan di Universitas Oxford, Profesor Martin Landray mengatakan bahwa karena jenis obat yang dipilih harus mengubah praktik dengan sangat cepat.

Melalui wawancara online, dia menambahkan bahwa dokter akan bebas untuk meresepkan obat ini.

“Intinya seharusnya tidak ada penundaan. Obat-obatan harus segera digunakan,” tambahnya.

Tetapi Profesor Landray juga menambahkan bahwa kombinasi obat mungkin cara terbaik untuk mengalahkan virus.

Dia mengatakan, ribuan nyawa bisa diselamatkan oleh obat baru.

Obat-obatan yang telah diuji termasuk yang disukai oleh Presiden Donald Trump.

Obat antimalaria hydroxychloroquine telah diuji coba bersama dengan obat HIV lopinavir-ritonavir, dan steroid dexamethasone.

Presiden AS Donald Trump berbicara dalam jumpa pers penanganan pandemi COVID-19 di Gedung Putih, Washington, 19 Mei 2020. [AFP]

Obat anti-inflamasi lain yang juga digunakan adalah tocilizumab, serta azitromisin antibiotik.

Profesor itu menambahkan bahwa saat ini tidak ada satu obat yang menonjol dari yang lain.

“Sepertinya tidak akan ada satu pun pemenang besar, bagi kita semua bahwa itu sangat tidak mungkin. Tetapi jauh lebih mungkin bahwa beberapa obat mungkin memiliki apa yang Anda sebut ‘efek sederhana’,” tambahnya.

Uji coba sejauh ini telah merekrut 10.500 orang untuk menguji obat virus corona. Usia peserta berkisar antara 1 dan 109 tahun dan berbasis di berbagai lokasi di seluruh negeri.(sumber:suara.com)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *