Komisi D DPRD Jombang Komitmen Naikkan Anggaran Untuk Kebudayaan

komisi d dprd jombang
Wakil Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Jombang, M Syarif Hidayatullah atau Gus Sentot saat acara dialog budaya dan launching buku ‘Sejarah Desa Bulurejo’, Kamis (19/10).

JOMBANG, WacanaNews.co.id — Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jombang berkomitmen akan menaikan anggaran bidang kebudayaan pada masa yang akan datang di Kabupaten Jombang.

Hal itu seperti dikatakan Wakil Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Jombang, M Syarif Hidayatullah atau Gus Sentot usai menghadiri dialog budaya dan launching buku ‘Sejarah Desa Bulurejo’ di wisata Sumber Celeng, Desa Bulurejo, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Kamis (19/10).

Gus Sentot mengatakan, setahu dia, selama ini belum ada usulan atau masukan kepada pihak Komisi D DPRD Kabupaten Jombang. “Saya belum pernah hearing dengan pihak kebudayaan,” ujar Gus Sentot.

“Tapi tadi saya sudah ‘!ngomong’ sama teman-teman ahli budaya, ahli sejarah, ayo kita kumpulkan, nanti kita ‘ngobrol’, apa yang sekiranya bisa kita kawal untuk masalah anggaran. Kan kita butuh masukan juga dari mereka,” kata Gus Sentot.

Namun kata Gus Sentot, pada intinya Komisi D DPRD Jombang berkomitmen akan menaikan anggaran bidang kebudayaan di Kabupaten Jombang.

“Iyalah. Karena Kabupaten Jombang ini bisa dikatakan salah satu kabupaten yang jadi sorotan nasional,” tandas Gus Sentot. Sementara terkait launching buku ‘Sejarah Desa Bulurejo”, Gus Sentot menyambut baik hal tersebut.

“Saya memberikan apresiasi kepada pemerintah desa yang mana sudah melaunching buku sejarah tentang desanya. Harapan saya ini bisa ditiru desa yang lain,” ungkap Gus Sentot.

“Bagaimanapun juga ini wujud kita untuk melestarikan sejarah dan kebudayaan yang ada. Sebagai pengingat untuk generasi muda ke depan, untuk tahu asal usul desanya,” ulas Gus Sentot.

Sementara itu, penulis buku “Sejarah Desa Bulurejo’, Wiji Mulyo Maradianto atau Dian Sukarno menjelaskan, di dalam buku yang ditulisnya ini diungkap tentang apapun peninggalan di Desa Bulurejo untuk disimpulkan menjadi ‘tetenger’ lahirnya Desa Bulurejo.

“Sejak masa Medang, itu dibuktikan dengan temuan-temuan artefak yang cukup banyak. Di antaranya yang masih tersimpan, patung Celeng yang dari Dinasti Song, kemudian Terakota,” ulas Dian Sukarno.

“Kemudian dari masa Majapahit juga cukup banyak, struktur bata dan sebagainya, hingga masa kolonial pasca perjanjian Giyanti, hingga pelarian prajurit Diponegoro,” pungkas Dian Sukarno. (aan/jal)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *