Warga Ende Tolak Karantina Pasien COVID di Tengah Pemukiman

warga ende
kantor pertanian lama Kecamatan Maurole yang terletak di Dusun Nangaio, Desa Watukamba Kecamatan Maurole.(wacananews.co.id/ms)

ENDE, WacanaNews.co.id — Pasien COVID-19 di Kecamatan Maurole Kabupaten Ende akan di karantina secara terpusat menuai aksi protes dari sejumlah kelompok masyarakat.

Rencana Karantina terpusat pasien COVID-19 ini, dilakukan di kantor pertanian lama Kecamatan Maurole yang terletak di Dusun Nangaio, Desa Watukamba Kecamatan Maurole.

Bangunan kecil tersebut, terletak berada pada tengah-tengah kampung ibu Kota Kecamatan Maurole, diantara pemukiman masyarat, di area jalan Raya, Jalur Propinsi yang menghubungkan Kabupaten Ende, Nagekeo dan Sikka.

Kepada WacanaNews.co.id salah seorang masyarakat Desa Watukamba, Kecamatan Maurole, melalui sambung telepon, Mohamad Jainudin menyampaikan, melihat beberapa Kepala desa, pihak Kecamatan, polisi dan TNI telah melakukan pembersihan pada kantor Pertanian lama Dusun Nanganio, Desa Watukamba.

Dirinya menerangkan baru mengetahui informasi tersebut pada hari selasa malam (20/07/21) oleh hansip Desa Watukamba, Federikus Sala.

“Kita sebenarnya mendukung kegiatan ini to, dalam hal ini meminimalisir penanggulan covid. Namun disayangkan, bahwa posisinya inikan boleh dikatakan di tengah-tengah masyarakat memang dan aktivitas di kantor BP lamakan cendrung sekali untuk ke Pantai, masyarakat yang lain untuk ke kebun, mereka gunakan jalur itu,” tutur pria disapa Toka ini, Rabu, (21/07/21).

Menurutnya, Masyarakat sudah terbawah dengan berita-berita virus corona sendiri bahwa penyakit ini sangat mematikan, penularan covid ini tidak main-main sangat cepat, lalu ditengah-tengah pemukiman masyarakat dijadikan lokasi karantina.

“Kita menjaga saja, Jangan sampai niat baik kita untuk penggulangan covid janga sampai kita menambah. Disisi lain kita menegak, disisi lain kita memicu lagi untuk angka covid ini,” ujar Toka.

Ia menambahkan bahwa mereka selalu mengkampanyekan harus berhati-hati, tapi justru dengan cara ini mereka melanggar lagi.

Beliapun menanyakan angaaran covid 19 dikemanakan karena tidak ada posko penanggulan covid sedangkan masih menggunakan kantor BP lama.

“Kenapa tidak pakai tenda saja, seperti di Stadion Marilonga, di lapangan Maurole,” tanya Toka.

Alumni STPM St. Ursula Ende inipun menyayangkan sikap pemerintah desa yang tidak berpihak pada rakyat.

“Kesal juga dengan sikap dari pemerintah desa watukamba, dalam hal ini kadesnya yang tidak berpihak kepada masyarakat. Sebenarnya kades selaku pimpinan wilayah harus melihat apakah dengan adanya karantina terpusat wilayahnya itu akan benar-benar memberi kenyamanan bagi masyarakat sekitar. untuk mengetahui hal tersebut pentingnya sosialisasi agar bisa menghasilkan kebijakan yang humanis,” papar jebolan STPM St. Ursula Ende ini.

Hal ini disampaikan lantaran masyarakat mengeluh dan sedih akan semua akses dibatasi, serta merasa terancam. Ia berharap harus dipertimbangkan dengan aspek sosial Masyarakat.(ms/w2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *