Sejumlah Panglima GAM Peureulak Kunjungi Rumah Syuhada

panglima gam
Panglima Asahan Muhammad atau yang akrab disapa Amat Leumbeng saat mengunjungi warga.(wacananews.co.id/han)

ACEH TIMUR, WacanaNews.co.id — Memperingati Milad GAM Ke-45 (4 Desember 1976–4 Desember 2021), sejumlah mantan panglima GAM wilayah peureulak Kabupaten Aceh Timur, pada Jum’at (03/12/2021) mengunjungi rumah para syuhada GAM yang berada di wilayah Kecamatan Peureulak.

Dalam kunjungan para panglima GAM saat menjelang milad GAM ke-45 ini tak lain yakni bersilaturahmi serta memberikan santunan kepada keluarga para syuhada GAM.

Sejumlah mantan panglima GAM wilayah peureulak yang hadir yakni, Panglima Asahan Muhammad atau yang akrab disapa Amat Leumbeng, panglima gajah keeng dan Belanda serta GAM Deli, Sabtu (04/12/2021).

Selanjutnya mereka bergerak menuju ke rumah kediaman keluarga almarhum (Abu Sanusi) yang berada di Desa Krung Lintang Kecamatan Peureulak Timur.

Setelah selesai bersilaturahmi di kediaman rumah almarhum (Abu Sanusi), mereka menuju kepada rumah almarhum (Syahrul) yang berada Didesa jengki dan selanjutnya menuju ke rumah kediaman keluarga almarhum (Amadia alias yah cut) di Desa Punti, selanjutnya pada rumah almarhum (Bang gasi alias 42) serta menuju kekediaman almarhum (Mad Ali) pada Desa Ulee Blang di Kecamatan Peureulak.

Adapun Santunan yang mereka berikan berupa sembako dan sedikit dana untuk Keluarga para syuhada, yang mereka kumpulkan dengan dana pribadi mereka.

Mantan panglima GAM wilayah peureulak yang akrab disapa gajah keeng kepada media ini mengatakan bahwa menjelang milad GAM ke-45 yang jatuh pada (4/12/2021), seperti biasa kita selalu mengunjungi rumah-rumah mantan pejuang GAM serta di hari-hari lain juga kita selalu mengunjungi rumah kediaman keluarga almarhum para syuhada.

Untuk mengenang atas segala bentuk jasa Para Syuhada Pejuang GAM yang telah mendahului kita, setiap tanggal (4/12) merupakan hari KERAMAT (Bersejarah) yang perlu disampaikan kepada masyarakat Aceh Khususnya dan Indonesia pada umumnya.

Banyak kisah yang tidak bisa kami ujarkan serta kenangan untuk abang-abang kami, sahabat atau guru kami, pada saat masih di dalam rimba dalam keadaan konflik di Aceh.

Lanjutnya gajah keeng mengatakan,hanya sedikit bantuan yang bisa kami berikan kepada seluruh keluarga almarhum para syuhada, mudah-mudahan bisa bermanfaat dan tidak lupa kita panjatkan doa kepada Allah SWT agar arwah para syuhada diterima di sisi Allah SWT.

Sementara Mantan panglima GAM Asahan Amat Leumbeng juga mengatakan,pada hari ini kita bersilaturahmi dengan keluarga almarhum para pejuang GAM serta mengenang jasa para syuhada Jasa para syuhada yang berupaya mewujudkan kesejahteraan dalam kehidupan dan memanusiakan manusia di propinsi Aceh, hingga keluarga bahkan nyawa selain harta benda yang dikorbankan.

Semua itu tidak mungkin terbalaskan dalam bentuk dan oleh siapapun, kecuali melalui Doa dan Munajad mengharapkan Fahala keridaan Ilahi.

“Walupun hari ini kita telah menjalani kehidupan keseharian secara berdemokrasi dalam lingkaran NKRI, segala bentuk capaian yang kita kecapi sekarang tidak terlepas dari pengorbanan para syuhada,” Sejarah ini tidak boleh Kabur apalagi hilang ditelan masa,” ujar Amad Lembeng.

Mantan panglima GAM Asahan ini menambahkan, untuk Milad GAM Ke -45 Tahun 2021 kita mengelar doa bersama dan pembagian sembako untuk kaum duafa, sebanyak tiga ratus paket (300 paket).

Disinggung terkait Bendera Bintang Bulan,” Tiada dalam perencanaan pengibaran Bendera pada Milad GAM ke-45, kita hanya menggelar Doa Bersama dan santunan selain Menziarahi Makam Pejuang, sebagai bentuk sujud syukur dalam mengenang para syuhada atas jasa serta pengorbanan yang disumbangkan,” kata Amad Lembeng.

“Sebagaimana kita tau bersama, dalam Qanun Nomor 3 Tahun 2013 menyatakan itu sudah menjadi Bendera Aceh, namun yang lebih berhak menindak lanjutinya hanya Gubernur dan DPRA,” kapasitasnya disana.

Polemik bendera Bintang Bulan selalu dimunculkan menjelang peringatan Milad GAM, bendera tersebut telah diserahkan pada Sidang Paripurna tahun 2018 oleh Ketua Komisi I DPRA (Azhari/Cagee) kepada Nova Iriansyah, ketika masih menjabat Plt Gubernur Aceh,” tutupnya.(han/w2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *