Ini Alasan Ansor Banser Tolak Riza Basalamah di Gunung Anyar, Dinilai Sering Menyerang Amaliah NU

Amaliah NU
Anggota Ansor-Banser Kecamatan Gunung Anyar bersiaga di sekitar lokasi tabligh akbar Syafiq Riza Basalamah. (istimewa)

SURABAYA, WacanaNews.co.id — Media sosial ramai dengan narasi Barisan Ansor Serbaguna (Banser) membubarkan pengajian. Kabar itu beredar setelah beredarnya video kericuhan di acara tabligh akbar di Masjid  Assalam, Perumahan Purimas, Kecamatan Gunung Anyar, Kota Surabaya, Kamis (22/2/2024) malam.

Rizam Syafiq, Sekretaris Gerakan Pemuda Ansor Kota Surabaya mengatakan pihaknya tidak akan mendatangi lokasi tabligh akbar itu, bila panitia menepati janji mereka dengan membatalkan Syafiq Riza Basalamah sebagai penceramah.

“Kami telah melakukan tabayun dengan panitia tablig akbar, yayasan dan takmir masjid Assalam dengan difasilitasi Muspika Gunung Anyar. Dalam pertemuan tersebut disepakati meniadakan pemateri Syafiq Riza Basalamah untuk menjaga kondusifitas di wilayah Gunung Anyar. Ada bukti Kesepakatan dan foto pertemuan,” tegas Rizam, dalam keterangannya, Jumat (23/2/2024).

Rizam menjelaskan, meski pihaknya tahu dalam ceramah-ceramah Riza Basalamah banyak menyerang Amaliah NU. Namun PAC GP Ansor Gunung Anyar tidak serta membubarkan begitu saja.

Rizam mengungkapkan, narasi dan video bahwa Ansor dan Banser membubarkan kajian Syafiq Riza Basalamah adalah narasi sesat. Karena kesepakatan meniadakan pemateri syafiq riza basalamah adalah kesepakatan bersama yg disepakati oleh pihak takmir dan yayasan. Namun mereka mengingkari perjanjian tersebut.

“Kami tetap memakai adab musyawarah dan tabayun dengan pihak panitia dan yayasan yang menyelenggarakan acara tersebut. Sehingga ada kesepakatan meniadakan Riza Basalamah sebagai pemateri tabligh akbar,” terang Rizam.

Rizam mengungkapkan, Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor Gunung Anyar yang merupakan bagian dari struktur organisasi GP Ansor Surabaya telah melayangkan surat keberatan terhadap penceramah Syafiq Riza Basalamah.

Rizam menyampaikan alasan penolakan terhadap Riza Basalamah, karena dalam ceramah-ceramahnya banyak sekali menyerang Amaliah NU, contohnya terkait zikir.

“Masyarakat Kota Surabaya ini terkenal majemuk dan heterogen. Jelas kami menolak Penceramah yang sedikit-sedikit mengatakan sesat, bidah, dan menyalahkan amaliah NU.

Rizam melanjutkan, hasil musyawarah disepakati panitia membatalkan Riza Basalamah sebagai penceramah, tapi tetep melakukan sholat jamaah magrib. Pihaknya pun meminta pihak panitia untuk membuat meme pembatalan kegiatan tersebut. Biar tidak ada pengerahan masa dan jamaah bisa diinfokan.

Namun hingga sore hari, pembuatan meme pembatalan diingkari oleh pihak panitia. Banyak jamaah yang berdatangan. Meski begitu sahabat Ansor Banser tetep menjaga kondusifitas dan mengawal kesepakatan di pagi hari.

“Awal keributan saat menjelang Magrib. Sahabat-sahabat Ansor Banser yang berada di lokasi ingin masuk dan melaksanakan sholat jamaah, namun ditolak dan diusir oleh panitia. Bahkan terjadi pemukulan seperti di video yang beredar

Rizal membeberkan, pihaknya melalui Lembaga Bantuan Hukum (LBH) GP Ansor Kota Surabaya telah melaporkan dugaan kekerasan fisik yang dialami 4 anggota Banser ke Polrestabes Surabaya.

“Bukti video sudah jelas yang melakukan kekerasan awalnya adalah mereka. Kami tidak sedikitpun mundur untuk tetep mengawal dakwah Islam yang rahmatan lil alamin tanpa ujaran kebencian,” pungkas alumni PP Mambaus Sholihin Suci Manyar Gresik dan PP Nurul Jadid Paiton Probolinggo tersebut. (oby/jal)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *