Berlanjut, Buruh PT. SGS Jombang Demo Depan Pabrik

Pendemo membawa poster dan spanduk di depan pabrik PT. SGS Jombang. (wacananews.co.id)
Pendemo membawa poster dan spanduk di depan pabrik PT. SGS Jombang. (wacananews.co.id)

JOMBANG – Berlanjut, Demo Buruh PT. SGS kembali dilakukan di depan pabrik, menuntut tunjangan THR yang belum dibayarkan oleh perusahaan. Demo dilakukan di depan pabrik yang berada di Desa/Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Puluhan buruh yang belum mendapatkan THR ini harus dirumahkan oleh perusahaan. Lantaran menunggu hasil klarifikasi di tingkat provinsi.

Hadi Siswanto buruh PT SGS mengatakan, bahwa pertama tidak dibayarkannya THR 32 karyawan beserta dendanya. Bayarkan upahnya karyawan yang dirumahkan.

“Sebenarnya pada awal, ada 38 orang buruh yang dirumahkan. Namun setelah ada perundingan, kini tinggal 19 orang yang belum terbayarkan upahnya,” katanya, kepada jurnalis, Kamis (16/7/2020).

Menurutnya, alasan karyawan dirumahkan lantaran adanya dampak pandemi Covid-19, sehingga perusahaan mengalami kerugian. Namun, perusahaan tidak bisa menunjukkan bukti laporan keuangan seperti pada waktu demo THR.

“Sejumlah buruh juga mengalami intimidasi. Ini dilakukan agar buruh yang tidak mau bertanda tangan terkait upah, mau menandatangani kesepakatan. Ada 19 orang buruh grader yang belum tanda tangan,” jelasnya.

Mereka berat hati harus bertanda tangan. Dan menurutnya, apa yang dilakukan PT SGS ini merupakan kejahatan manusia, tambahnya.

“Mereka diintimidasi, kalau tidakau tanda tangan maka mereka tidak akan terima THR. Dan itu disampaikan oleh staf kabag dan kadiv masing-masing bagian,” akunya.

Hadi memaparkan, buruh yang dirumahkan, seharusnya mendapat pesangon sebesar Rp 43 juta. Dan perusahaan mencicil pembayaran upah selama 1,5 tahun.

“Pesangon saat ini masih dibayar dua bulan, mulai Juni dan Juli sebesar Rp 1.350.000. Itu dicicil sampai bulan Desember 2021,” paparnya.

Langkah-langkah yang dilakukan oleh buruh, pihaknya sudah melayangkan surat pada sejumlah instansi. “Rencana akan hearing ke Disnaker maupun dinas pengawasan terkait kejahatan di PT SGS,” tukasnya.

Sementara, Kasi Personalia HRD PT SGS, Heri Satrio menjelaskan, bahwa apa yang dilakukan oleh perusahaan selama ini sudah sesuai dengan prosedur.

“Kalau THR mekanisme sudah berjalan. Namun tidak ada titik temu. Semua mekanismenya sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sesuai dengan kondisi saat ini,” jelasnya.

Terkait adanya PHK pada sejumlah buruh, Heri menegaskan, bahwa perusahaan tidak pernah melakukan PHK, namun sebatas merumahkan karyawan.

“Kalau status dirumahkan iya, sesuai dengan surat yang diterima oleh masing-masing buruh. Dan itu statusnya kan dirumahkan bukan PHK. Statusnya masih karyawan,” tegasnya.

Menurut Heri, status ini bergantung pada kondisi perundingan. Kalau belum ada titik temu ya statusnya begini. Kalau nanti ada proses titik temu, statusnya bisa berubah,” pungkasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, beberapa waktu yang lalu sejumlah buruh PT SGS di Jombang melakukan aksi unjuk rasa di depan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jombang karena THR belum dibayar pada 32 buruh.(tyo/w2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *