Trobosan Baru Pertama di NTT, Seorang Dokter Asal Ende Olah Sampah Menjadi Nilai Ekonomis

pengolahan sampah di ende
Dr. Bram Sambiring dari Kementrian Kesehatan yang bertugas di Puskesmas Maurole saat menunukan tumpukan sampah.(wacananews.co.id/ms)

ENDE, WacanaNews.co.id — Demi mengurangi jumlah sampah dan menciptakan lingkungan yang sehat tim puskesmas Maurole Kabupaten Ende, Propinsi Nusa Tenggara Timur melakukan program bank sampah.

Program bank sampah di inisiatif oleh Dr. Bram Sambiring dari Kementrian Kesehatan yang bertugas di Puskesmas Maurole dan berjalan sejak Desember 2020.

Tim pengumpulan sampah beranggotakan semua Tenaga Sukarela (TKS) Puskesmas Maurole dibawah pimpinan Denis.

Selaku penggagas Dr. Bram menjelaskan, program bank sampah adalah program yang mengajak masyarakat untuk mengumpulkan sampah dan akan menjadikan nilai ekonomis.

Hal ini dilakukannya karena melihat peluang. Baginya mentalitas mengelola sampah hari ini hancur lebur.

“Dokterpun aku, aku pegang sampah, aku dokter. Kalau mau telusuri keluargaku, keluarga ku bukan keluarga miskin. Bapakku TNI pangkat kolonel, mamaku PNS. Tapi harus menunjukan itu, jangan gengsi” tutur Bram, Sabtu (09/01/21).

Sampah yang dimaksud adalah semua jenis sampah an organik seperti, botol, gelas aqua, plastik, daunan (sekam, rumput ranting pohon dan sebagainya).

Seteleh dikumpulkan sampah tersebut akan dijual kepada pengepul ke Ende atau Maumere bahkan ke Surabaya dan daerah lainnya dengan harga tertinggi.

Dokter Asal Medan ini juga menjelaskan, plastik, botol aqua, untuk pembuatan bahan bakar kompor atau pelet kompor.

Sedangkan daun akan dirubah menjadi pelet dengan teknologi Tos yang bermitra dengan PLTU Ropa.

Ia pun mengatakan, saat ini yang terdaftar sebanyak 30 nasabah, semestinya ratusan namun satu di antaranya menggunakan satu nama yaitu SDI Nanganio.

Tabungan ini berupa aplikasi yang disiapkan oleh tim puskesmas Maurole bekerjasama dengan Bank NTT.

sejauh ini karena berada di puskesmas maka dimanfaatkan untuk pengobatan, kedepannya bisa untuk sekolah dan dibayar tunai.

Iapun berencana akan membentuk bank sampah di desa- desa. Menurutnya ini merupakan terobosan yang bagus, dimana saat ini sudah bertahun-tahun bumdes tidak pernah jadi-jadi.

“Lebih baik mengelola sampah dari pada menjadi sampah” ujar Dr. Bram.

Denis yang merupakan ketua tim, mengakatan, kondisi tempat penampung sampah saat ini belum memadai sehingga tim kesulitan dalam melakasanakan kegitaan dengan baik.

Iapun berharap agar masyarakat, DPRD Ende dan Pemerintah untuk dapat membantu dalam bentuk fasilitas gudang dan peralatan lainnya.(ms/w2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *