Sistim Daring Dinilai Tidak Efektik Dalam Wisudah

Wisudah universitas flores
Wisudawan Anselmus A. D.Kelen S. Pd, Program Sudi Fisika.(wacananews.co.id/ms)

ENDE, WacanaNews.co.id — Universitas Flores Kabupaten Ende Propinsi Nusa Tenggara Timur menggelar Wisudah Dalam Jaringan (Daring) yang dinilai oleh Wisudawan tidak efektif, Selasa (27/10/2020).

Senat, Ketua Yayasan dan anggotanya, para undangan serta wisudawan-wisudawati dengan lulusan terbaik berada diruangan Auditorium HJ. Gadi Djou ( Aula Kampus I) Universitas Flores (Uniflor).

Sedangkan peserta sidang wisudah lainya melaksanakan acara dengan menggunakan sistem daring di luar Aula Uniflor dengan Aplikasi Zoom. Ada yang dirumah di seputaran kota Ende, kos, Warnet, ada juga yang Wisudawan dari Kampung masing-masing.

Pantauan Wacananews.co.id pergelaran wisudah secara online selama 3 (tiga) jam sejak pukul 10.00 Wita berjalan lancar.

Namun Salah satu Wisudawan Anselmus A. D.Kelen S. Pd, Program Sudi Fisika, Nim: 2016260052 Asal Flores Timur, kepada Wacananews.co.id, mengaku sistem daring tidak Efektif karena jaringan tersendat.

“Yang pertama tentunya merasa bahagia, karena berapa limit waktu yamg ditempu di bangku kuliah pada akhirnya bisa meraih gelar sarjanawan atau dilepaskan dari predikat sebagai seorang Mahasiswa.

Berkaitan Wisudah dengan sistem daring, tidak efektif, dengan alasan sistem daring membutuhkan jaringan yang bagus kalau tidak berjalan sendat karena banyak yang menggunakan aplikasi yang sama.

Yang kedua, sistem daring, kita tidak merasakan diberi pelepasan oleh ketua senat, namun saat ini kita hanya bisa melihat di aplikasi sistim daring saja”, ungkap Andi.

Menurutnya yayasan ataupun rektor tidak salah, tapi keliru karena biasanya wisudah dilaksanakan di Auditorium bisa mencapai angka 1000 (seribu) lebih orang, tapi sekarang hanya 374 orang hanya menggunakan sistim daring.

Iy juga juga menuturkan kebanggaan jika dilakukan widusah di Aula dengan tetap memperhatikan protokol Kesehatan layaknya pesta nikah yang digelar di Aula Uniflor, digedung dan tempat lainnya dalam masa Pendemi ini.

“Bagi saya jika di gelar di Aula Uniflor maka merasakan kebanggan, karena kita terlahir dari rahim Universitas Flores, kalau bisa ketua senat melepaskan mahasiswa itu dikampus atau dirumahnya sendiri”, pungkas Andi.

Meskipun ada penyesalan Namun Andi merasa bangga karena orang tua yang memindahkan tali toganya. “Kitapun merasa senang hati karena yang putar toga langsung dari orang tua, itu yang merupakan suatu kebanggaan karena, menjadi pedoman utama adalah kedua orang tua.
Bahkan kita merasakan, ow..? ternyata jeri payah orang tua selama ini kita petik yaitu dengan memindahkan tali toganya saja.

“Memang hikmad juga acaranya, tapi pada saat membacakan nama jaringannya loding makanya terlewatkan. Itu yang kurang bagus”, tutur Andi.

Ia berharap agar wisudah berikutnya dilakukan di Aula Auditorium Gadi Djou, tapi orang tua diberi mandat sebagai ketua senat untuk memindahkan tali toga Wisudawan-wisudawati.(ms/w2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *