Pembangunan WC Sehat Di Desa Oeprigi Dikeluhkan Warga Setempat

Bangunan WC Sehat yang dibangun di tanah kosong tanpa ada Rumah Hunian. (wacananews.co.id/ae)

TIMOR TENGAH UTARA (TTU) – Dari Pantauan wacananews.co.id pada Jum’at, 26/06/2019 di Desa Oeprigi, Kecamatan Noemuti, Kabupaten Timor Tengah  Utara (TTU) , Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), mengenai Pembangunan WC sehat untuk masyarakat dirasa kurang tepat sasaran karena masih banyak kebutuhan yang lebih utama, hal tersebut dikeluhkan warga Desa Oeprigi.

Menurut keterangan AP (28) warga sekitar yang engan disebut namanya, saat dikonfirmasi via telepon meyampaikan bahwa Pemerintah Desa Oeprigi salah menggunakan Anggaran Dana Desa (DD) sebab wilayah yang dibangunkan WC kebanyakan sudah mempunyai WC Pribadi, sedangkan di wilayah RT 01 mayoritas belum memiliki WC sehat tetapi belum dibangunakan WC sehat, jelas AP.

“Kami masyarakat kecil mengharapkan agar Pemerintah Desa untuk segera memberikan bantuan kepada kami, harus sesuai daftar KK miskin, dan lain sebagainya. Sehingga jangan sampai kita memberikan WC Sehat tetapi rumahnya tidak layak huni dan ada beberapa KK di Desa Oeprigi yang rumahnya tidak ada sama sekali tetapi mendapatkan WC sehat. Contoh Anggaran WC tahap I sebesar Rp. 15.000,000-,( Lima belas Juta) jika dialihkan ke rumah layak huni jika rumah setengah tembok bisa selesai”, ungkapnya.

AP juga membeberkan bahwa Pemdes Oeprigi harus mempertimbangkan soal pembangunan WC sehat di kawasan hutan, karena akan membebankan tokoh adat, sebab komunikasi antara Pemerintah Desa dengan tokoh adat tidak harmonis, pembangunan WC sehat harus dibangun di tanah milik orang warga bukan tanah milik kehutanan. karena kalau pemerintah kehutanan datang akan menayakan siapa yang menjaga ? Karena penjaganya adalah salah satu suku di Desa Oeprigi, maka tokoh adat yang akan disalahkan dikira memberikan tanah untuk pembangunan di pemukiman.

“Bantuan WC sehat ini memang ada yang tepat sasaran dan ada juga yang tidak tepat sasaran. WC sehat yang diberikan ini betul-betul berstandar kesehatan, tetapi ada juga yang belum memiliki rumah sudah diberikan WC sehat dan juga orang yang sebenarnya sudah memiliki WC standar kesehatan dikasih lagi, sedangkan yang tidak memiliki WC standar kesehatan tidak dikasih, oleh sebabnya Pemdes harus mengklarifikasi persoalan ini”, papar AP.

Lebih lanjut, AP menjelaskan bahwa yang seharusnya dibangun bukan WC, melainkan rumah layak huni karena masih banyak rumah warga yang masih berataskanalang-alang. Warga berharapkan agar bangunan WC itu dialihkan untuk Pembangunan Rumah layak huni,  karena kita harus memanusiakan manusia seperti yang dikatakan Presiden, tutupnya.

Terpisah, Silvester Barkanis, Kepala Desa Oeprigi, saat dikonfirmasi di halaman Kantor Desa pada Jumat, 26/06/2020, membenarkan bahwa mereka yang diberikan bantuan WC sehat itu memang benar kelihatan dari luar itu ada WC tetapi Closednya itu tidak memenuhi standar.

Menurutnya, bahwa masyarakat Desa Oeprigi akan mendapatkan bantuan WC sehat dengan bertahap, Desa mulai uji coba pada tahun 2018 dengan 9 unit WC sehat dan semuanya terlaksana karena masyarakat disini sedikit, tetapi yang menjadi prioritas sekarang adalah mereka yang WC nya tidak memenuhi standar. Untuk bantuan WC sehat ini semua akan dapat bahkan termasuk saya juga harus dapat, karena masyarakat Desa Oeprigi dengan jumlah totalnya sebayak 94 KK yang terbagi dalam 2 Dusun, 4 RT dan 2 RW sehingga untuk perencanaan di 2021 itu semua harus terakomodir.

Mengenai WC yang di bangun di tanah kosong yang belum ada rumah itu, Kepala Desa mejelaskan, bahwa masyarakat itu memang harus dan wajib diperhatikan karena penerima tidak memiliki tanah dan rumah, sehingga penerima berinisiatif untuk dipindahkan ke tanah kosong dan nanti bantuan rumah layak huni akan di bangunakan, pungkasnya.(ae/w1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *