LSM GeNaH: Kalau Tidak Mau di Demo Jangan Jadi Bupati

lsm genah
Ketua LSM Generasi Nasional Hebad (GeNaH) Hendro Suprasetyo saat berorasi mendampingi petani di depan Kantor Pemkab Jombang (wacananews.co.id/aan)

JOMBANG, WacanaNews.co.id — LSM Generasi Nasional Hebad (GeNaH) kecewa dengan statemen Bupati Jombang kepada media saat menanggapi aksi demo yang dilakukan petani di Jombang berkenaan kesulitan mendapatkan BBM bersubsidi kemarin (21/2/2023).

Dimana Bupati Jombang enggan mendengarkan aspirasi masyarakat dengan cara di Demo, malah ia menganggap aksi demo hanya menggangu aktivitas masyarakat lain. “Kalau demo di jalan siapa yang mau mendengar? malah menghambat lalulintas, kalau ada kecelakaan di jalan siapa yang mau tanggung jawab,” kutip dari media celah.id

Hal tersebut langsung mendapatkan respon Ketua LSM GeNaH Hendro Suprasetyo, menurutnya seorang pemimpin tidak seharusnya mempunyai statemen seperti itu. Demo merupakan upaya terakhir dalam menyampaikan aspirasi takala aspirasi tidak diperhatikan.

“Seorang pemimpin tidak elok jika berstatamen seperti itu, pemimpin harus mampu menghadapi permasalahan apapun dengan baik dan tenang bukan malah menghindar. Demo adalah Langkah terakhir kami dalam menyampaikan aspirasi,” ujar Hendro, Jum’at (24/2/2023).

Menurutnya, masih Hendro, ia menilai jika pemimpin seorang Bupati Jombang tidak mau di Demo seharusnya jangan menjadi Bupati. “Kalau tidak mau didemo ya jangan jadi Bupati dong,” kesalnya.

Langkah yang dilakukan Petani yang tergabung dalam FORKOP Jombang tersebut merupakan upaya terakhir mereka. Padahal sebelumnya mereka sudah berusaha menyampaikan aspirasi dengan baik dengan datang ke Dinas Pertanian Jombang namun tidak mendapatkan hasil malah seolah olah diremehkan.

Bahkan, lanjut Hendro, beberapa petani juga sudah menyampikan aspirasi kepada salah satu anak Bupati Jombang yang ada di Gedung Dewan, namun juga tidak mendapatkan solusi.

“Kita turun jalan kemarin karena sebelumnya kita sudah berupaya menyampaikan aspirasi ke Dinas Pertanian, namun apa yang kita dapat? Kita malah merasa diremehkan, bahkan kalok kita menilai dinas tidak paham aturan. Bahkan sebelum demo temen-temen petani juga sudah menghubungi salah satu anak Bupati Jombang yang menjadi Dewa, namun juga tidak ada hasil,” ungkap Hendro.

Hendro berharap, seorang pemimpin yang baik seharusnya mampu menanggapi semua aspirasi rakyatnya dengan bijak dan tegas. Bahkan jika cermat, seorang pemimpin seharusnya mampu memanfaatkan segala situasi menjadi sebuah keuntungan bagi pemimpin bersebut.

“Bupati Jombang kan juga mantan aktivis organisasi, seharunya tidak seperti itu statemenya. Seharunya jika cermat, Bupati harus mampu memanfaatkan segala situasi yang pada awalnya merugikan dirinya menjadi nilai positif baginya entah bagimana itu caranya seperti yang dilakukan Ketua DPRD Jombang,” pungkasnya. (aan/jal)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *