Lebih Tau Sarang Burung Walet dan Sasaran Ekspornya

sarang burung walet
Sarang Burung Walet yang sudah melalui proses pembersihan.(istimewa)

WacanaNews.co.id — Sejak abad ke-18 Indonesia telah menjadi salah satu negara penghasil sarang burung walet terbesar di dunia. Keberadaan sarang burung walet sangat diminati karena keistimewaan yang dimilikinya mulai dari manfaatnya bagi kesehatan hingga menjadi komoditas ekspor karena harga jualnya yang tinggi.

Tahukah anda negara mana saja yang menjadi sasaran ekspor sarang walet? Tahun ini diperkirakan ekspor sarang walet meningkat, mengingat 4 eksportir yang sebelumnya mendapat pelarangan dari China kini bisa kembali mengekspor.

Sarang walet sendiri dianggap sebagai makanan yang mewah di Asia, tak main-main harga jualnya pun setinggi langit. Mengutip dari insider semangkuk sup sarang walet bisa berharga lebih dari 100 dolar atau sekitar 1,4 juta rupiah permintaannya terus meningkat namun jumlah burung walet liar sangatlah terbatas.

Orang-orang di China telah mengkonsumsi sarang burung walet selama lebih dari 1000 Tahun. Ini diyakini memiliki manfaat kesehatan mulai dari menyembuhkan kanker hingga membantu anak-anak tumbuh lebih tinggi.

Terdapat banyak jenis sarang walet yang muncul di alam, namun hanya terdapat tiga jenis saja yang dapat dimanfaatkan untuk dikonsumsi dan laris dijual di pasaran antara lain sarang walet putih. Burung walet Ini kebanyakan membuat sarang burungnya dengan keseluruhan komposisinya hanya terbuat dari air liurnya.

Beberapa kasus sarang burung jenis ini juga terdapat sedikit bahan campuran lain seperti halnya bulu-bulu halus namun jumlahnya pun relatif sedikit. Sarang walet jenis ini rata-rata memiliki ukuran lebar sekitar 6 hingga 10 cm dan beratnya sekitar 6 sampai 9 gram.

Bentuk sarannya cukup bagus dan bervariasi tergantung dengan sistem pemasangan sirap, usia walet, pola panen dan musimnya. Sebagian besar sarang walet putih berhabitat di gedung Rumah Walet namun ada juga yang tinggal di wilayah gua alam.

Secara kualitas sarang burung walet putih gedung lebih baik daripada sarang walet putih yang tinggal di gua alam. Selanjutnya ada sarang walet hitam yang membangun sarangnya tidak murni dari air liurnya saja. Namun Terdapat campuran dari bulu-bulunya persentase antara air liur dan bulu-bulunya relatif tidak menentu.

Terbentuknya sarang burung walet hitam dengan komposisi campuran tersebut dipengaruhi oleh kondisi habitat tinggal yang relatif sangat lembab. Sehingga sarang walet yang dibentuk susah kering. Sarang tersebut dapat berguna sebagai tempat bertelur jika walet mencampurkan bulu-bulunya yang kering sebagai kerangka pada sarang.

Sarang walet hitam ini mempunyai ukuran sekitar 5 hingga 7 cm dengan bentuk tidak beraturan bentuk tidak beraturan tersebut disebabkan oleh dinding gua yang relatif tidak rata. Sehingga menyulitkan burung walet saat membangun sarangnya.

Selanjutnya burung walet yang biasa disebut dengan burung Sriti yang memiliki makna si perut-putih membentuk sarang burungnya dengan campuran antara air liur dengan bahan-bahan lain. Seperti halnya rumput-rumputan kering, daun pinus dan Cemara, serabut kelapa hingga bunga rumput.

Terkadang juga sarang burung walet jenis ini terbuat dengan komposisi antara bulu-bulu burungnya dengan campuran plastik tali rafia hingga Kapuk. Bagi orang Cina sarang walet ini disebut dengan koyen.

Indonesia sendiri merupakan negara penghasil sarang burung walet terbesar di dunia dengan produksi sekitar 700 ton per tahunnya sebesar 90% produk Indonesia diekspor di Cina dengan harga sekitar 40 juta hingga 100 juta per kg harga jual produk. Sarang walet di dalam negeri atau ke negeri Cina berkisar antara 20 hingga 30 juta Rupiah per kg nya.

Hal ini dapat mendorong peningkatan perekonomian nasional dengan menambah tenaga kerja atau lapangan kerja serta menambah devisa negara melalui ekspor nonmigas. Dilansir dari industri kontan. co.id secara keseluruhan ada 23 negara tujuan ekspor lain asal Indonesia antara lain Australia, Amerika Serikat, Kanada, Hongkong, Singapura, Afrika Selatan dan lainnya.

Sebagai pengekspor terbesar di dunia para pelaku usaha Indonesia banyak menyasar pasar China lantaran harga jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara lainnya. (pra/w2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *