Kepala Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Ende akan Merumuskan Formulasi Baru Agar Murid Bisa Belajar di Sekolah

Dinas pendidikan ende
Suasana audiensi GMNI Ende dengan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ende.(wacananews.co.id/ms)

ENDE– Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) cabang Ende menggelar audiensi dengan pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten Ende terkait pelaksanaan sekolah dalam Jaringan (Daring) dan Luar jaringan (Luring) di Kabupaten Ende, selasa (04/08/2020).

DPC GMNI Ende bidang Hukum dan Advokasi, Marianus Yanto Woda menyatakan Audiens ini dilakukan sebagai upaya perbaikan pendidikan di Kabupaten Ende dalam era new normal karena peseta didik adalah generasi untuk meneruskan tongkat estafet kepemimpinan.

“Sebelumnya kami telah melakukan advokasi melalui wawancara dan pengamatan adanya kesenjangan dalam belajar anak baik melalui media online maupun belajar langsung akibatnya anak mengalami penurunan pengetahuan. Maka kami berharap agar senantiasa Dinas Pendidikan dan kebudayaan mengambil langkah dan keputusan yang tepat demi meningkatkan mutu dan kualitas anak bangsa ini” ujarnya.

Menurut Yanto, tidak hanya peserta didik yang diperhatikan tetapi juga mengenai kesejahteraan guru honor. “Paling utama tidak dijadikan sekolah ini sebagai formalitas semata namun benar-benar memperhatikan karakter dan ilmu pengetahuan siswa melalui penyediaan fasilitas guru dan siswa”, tandasnya.

Kepala dinas pendidikan dan kebudayaan Matildis Mensi Tiwe menyampaikan, situasi yang belum bisa berdamai diawal-awal dengan covid 19 membuat pilihannya, bahwa nyawa lebih penting dari pengatahuan dalam formulasi mengambil suatu keputusan. Namun saat ini bisa dipertimbangkan lagi.

”Bicara soal protocol kesehatan back up dari dana bos sudah ada dan kami sudah rekomendasikan pencairan-pencairan. Silakan sekolah membelanjakan sendiri. Otorisasi pemanfaatan dana bos sudah diserahkan kepada mereka. Kalau disemua di lingkungan sekolah sudah”. pungkas Mensi.

Ia juga mengatakan, bahwa akan segera melaksanakan pendidikan pembelajaran tatap muka di sekolah. “Dukungan dari pemangku kepentingan di sekolah-sekolah itu, orang tua,komite, tenaga pendidik dan juga tokoh, agama, tokoh mayarakat, tokoh adat lainnya yang berkepentingan urusan urusan pendidikan kalau komitmen untuk lakukan misalnya, tatap muka dengan protocol kesehatan yang baik, mari kita jalankan”, jelas Mensi.

Kadis juga sangat memprihatinkan jika seharusnya anak sekolah belajar, malah pacaran dan main domino. Ia juga menambahkan bahwa dengan kehadiran GMNI memberi penguatan untuk mengambil sebuah keputusan.

“Terima kasih karena GMNI sudah memberi kontribusi besar didalam mengambil kebijakan sesi berikutnya” ujar Kadis P&K Ende.(ms/w2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *