AWAI: Kepala Sekolah dan Keuchik Jangan Elergi Wartawan

awai
Ketua Aliansi Wartawan Aceh Independen ( AWAI ) Dedi Saputra SH.(wacananews.co.id/han)

ACEH TIMUR, WacanaNews.co.id — Ketua Aliansi wartawan Aceh independen (AWAI) Dedi saputra SH meminta kepada seluruh Kepala Sekolah baik tingkat Paud, TK, SD SMP, SMA dan Kepala Desa (Keuchik) di Aceh Timur jangan elergi terhadap wartawan.

Hal tersebut di ungkapkan banyak teman-teman media atau wartawan senior bertanya kepada Dedi Saputra, bahwasanya Kepala sekolah dan Kepala desa (Keuchik) merasa takut/tidak nyaman akan kehadiran awak media atau pers saat kunjungan ke sekolah ataupun desa yang di tuju, Kamis (05/08/21)

Ketua (AWAI) Dedi di dampingi sekjen Andi Juanda berharap kepada kepala sekolah dan kepala desa jangan takut atau cemas dengan kehadiran rekan pers.

“Wartawan ini datang untuk kontrol sosial dan juga silahturahmi, bukan untuk mencari kesalahan ataupun mencari sebab. Kehadiran rekan pers juga mencari berita sebagai Pengontrol sosial berdasarkan UU no 40 tahun 1999,Kami berharap kepada kepala sekolah dan kepala desa jangan takut atau cemas dengan kehadiran rekan pers,” ujar Dedi Saputra.

Dedi juga mengungkapkan mungkin ada segelintir oknum wartawan hanya mengandalkan kartu pers datang ke sekolah,kedesa atau pun ke instansi pemerintah mencari kesalahan, ataupun mengancam, sehingga terimbas lah kepada rekan-rekan pers yang lain.

“Pihak kepala sekolah dan kepala desa wajib meminta indentitas kartu pers dan surat tugas kepada media yang datang, karena banyak oknum-oknum pers hanya mengandalkan kartu yang mungkin sudah tidak aktif lagi,dan jika ada oknum media yang membuat resah kepala sekolah yang merasa terancam atau pun sebagainya segera melaporkan kepada redaksi/bok redaksi pada media-media tersebut,” tegas Ketua Awai

“Kita sangat berharap,kepada awak media jangan hanya mengandalkan kartu pers saja namun harus mengikuti kode etik jurnalis (KEJ),serta mempunyai karya tulis sendiri, karena kita sebagai penggiat sosial, pengontrol sosial apa yang kita lihat apa kita mendengar,menelusuri serta bertanya kedua sisi barulah kita mempublikasikan dengan berita yang berimbang dan tidak menyudutkan satu pihak dengan memenuhi 5w 1H,” pungkas Dedi.(han/w2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *