JOMBANG, WacanaNews.co.id — Krisis air bersih dialami oleh warga di Dusun Wonorejo, Desa Ngrimbi, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang sejak sekitar dua bulan terakhir ini. Dusun Wonorejo terdapat 48 kepala keluarga (KK) atau 180 jiwa.
Di Dusun Wonorejo, ada program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (PAMSIMAS) yang dibangun pada tahun 2019. Namun, PAMSIMAS ternyata bermasalah.
Disampaikan salah satu warga setempat, Basuni (52) menjelaskan, sejak dua bulan terakhir ini, dirinya kesulitan mendapatkan air bersih. Sementara pipa Pamsimas yang biasa dimanfaatkan warga tidak berfungsi dengan baik.
“Di rumah sendiri tidak ada air. Biasanya ambil airnya di sumur bor, kadang lancar kadang tidak. Tapi dua bulan terakhir ini air di sumur bor tersebut tidak berfungsi normal, air sering kali tidak keluar,” tuturnya, Sabtu (19/09/20).
Saat ini, lanjut Basuni, warga Dusun Wonorejo banyak yang memilih mengambil air di Dusun Kopen, Desa Ngrimbi, yang berjarak sekitar 2 kilometer dari dusunnya. Bahkan, ada beberapa warga yang terpaksa mengambil air ke sungai untuk kebutuhan mencuci pakaian.
“Ada yang milih ambil air ke Desa Ngrimbi, ada juga yang ambil ke sungai. Biasanya buat nyuci, buat mandi. Kalau di sungai itu ya terpaksa,” ucapnya.
Dusun Wonorejo dihuni oleh 48 Kepala Keluarga (KK), dengan total jumlah penduduk 180 jiwa. Sejak lama, warga di wilayah tersebut mendapatkan pasokan air dari Desa Wonokerto, Kecamatan Wonosalam, yang berada di atas Desa Ngrimbi.
Pada 2019 lalu, terdapat program Pemerintah berupa Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas), yang berada di wilayah tersebut. Saat dilakukan uji coba, air mengalir dengan lancar. Namun usai diresmikan oleh Bupati Jombang, aliran air justru tersendat.
Sementara, Sekretaris Desa Ngrimbi, Sucipto mengakui, dua bulan terakhir warga di Dusun Wonorejo kesulitan mendapatkan air. Sumber air melalui Pamsimas yang biasa dimanfaatkan warga tidak berfungsi dengan baik.
“Sejak dibangun Pamsimas, debit airnya terus berkurang sampai saat ini. Sehingga mulai bulan Juli Dusun Wonorejo ini kekurangan air. Kami kemudian mengirimkan air bersih dua hari sekali. Air yang dikirim ke warga itu sebanyak 4 ribu liter diambilkan dari Dusun Kopen. Terkadang Pemdes juga meminta kiriman air dari BPBD Jombang,” terangnya.
Pemdes setempat berharap, kondisi yang dialami warganya tersebut kembali mendapat perhatian pemerintah daerah. Ia meminta ada bantuan pengeboran sumur lagi. Sebab, sumur bor yang saat ini ada hanya sedalam 100 meter. Karena itu, debit air tidak bisa mencukupi kebutuhan warga.
“Harapan dari pemdes itu minta bantuan ke Dinas Perkim (Perumahan dan pemukiman). Harapan saya supaya dikasih bantuan lagi, agar warga dapat bantuan sumur bor lagi,” pungkas Sucipto. (zan/w2)