JOMBANG – Tersebar video dan foto sekelompok warga menggelar aksi di depan gedung DPRD Jombang di malam hari berkaitan dengan kegiatan kunjungan kerja anggota Dewan ke luar daerah. Mendapatkan respon dari LSM Lingkar Merah Putih Nasional Kabupaten Jombang.
Beredarnya Video yang berdurasi 11 detik itu di sejumlah grup WhatsApp pada Jumat (26/06/2020) pagi. Di dalam video tersebut, terlihat belasan warga yang seluruhnya laki-laki sedang berdiri di tepi jalan Otto Iskandardinata, Desa Kepatihan, Kecamatan Jombang.
Aksi tersebut membentangkan dua buah banner berukuran kurang lebih 2×1 meter. Mereka berdiri tepat di depan gerbang gedung ruang kerja anggota DPRD Jombang, atau ruang kerja anggota Komisi. Selain video, foto-foto aksi tersebut juga tersebar di berbagai grup WhatsApp. Nama kelompok itu adalah Aliansi Masyarakat Anti Resek, Pecinta Kebersamaan dan Ketentraman.
“Kenapa Memang Kalau Anggota Dewan Melakukan Kunjungan Kerja. Kalau Kalian Pingin Daftaro Waktu Pileg Nanti,” kalimat pada dua banner yang dibawa Pendemo.
Hal tersebut mendapatkan respon dari LSM Lingkar Merah Putih Nasional Kabupaten Jombang, bahwa aksi tersebut sangatlah tidak wajar sarat akan Setingan. Menurutnya Aksi tersebut sudah melanggar Peraturan Kapolri (PERKAP) Nomor 7 Tahun 2012.
“Aksi dilakukan pada malam hari dan mendukung Dewan KunKer, sarat dengan Setingan. Apalagi Aksi yang dilakukan di dalam Gang bukan di Jalan Utama dan Pesan Benner juga. Ditambah Aksi pada malam Hari melanggar PERKAB No. 7 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Pelayanan, Pengamanan dan Penanganan Perkara Penyampaian Pendapat di Muka Umum”, papar Hendro sekalu Ketua LSM Lingkar Merah Putih Nasional Kabupten Jombang.
Sementara itu Ketua DPRD Kabupaten Jombang Mas’ud Zuremi mengatakan, dirinya baru mengetahui video dan foto aksi warga tersebut pada dini hari tadi menjelang salat subuh. Ia tidak mengetahui betul siapa yang melakukan dan apa motifnya.
“Sampai hari ini pun saya tidak tahu itu siapa yang membuat, siap orangnya, dari kelompok apa. Ini saya betul-betul menyesalkan kok sampai ada tulisan itu,” terangnya saat ditemui di gedung DPRD Jombang, Jumat (26/6) pagi tadi.
Mas’ud mengkhawatirkan, kalau aksi sekelompok warga tersebut akan membentuk opini publik. Ia tidak mau dinilai kalau aksi itu dianggap setingan para oknum anggota dewan. Untuk itu, ia akan melacak siapa di balik aksi tersebut.
“Saya berharap jangan punya desain seperti itu lah. Masak DPR mendesain seperti itu, kan sangat buruk sekali. Makanya itu saya minta informasi seakurat mungkin. Kemudian mungkin kalau itu ada dari salah satu anggota dewan, tanda kutip ya, itu pasti akan kami panggil dan kami beri teguran yang keras,” pungkasnya.(tyo/w1)