JOMBANG, WacanaNews.co.id — Pemerintah Kabupaten Jombang menggelar acara sosialisasi “Tanam Tembakau 2025” dengan tema: “Inovasi dan Teknologi untuk Meningkatkan Mutu dan Produktivitas Tembakau dalam Era Perubahan Iklim“. Kegiatan ini berlangsung di salah satu balai desa dan dihadiri puluhan petani, perangkat desa, serta pejabat daerah.
Acara ini merupakan bagian dari komitmen Bupati Jombang, Warsubi dan Wakil Bupati M. Salmanudin dalam mendorong sektor pertanian, khususnya komoditas tembakau, sebagai salah satu penopang ekonomi masyarakat pedesaan.
Dalam spanduk yang terpasang, pemerintah daerah menekankan pentingnya adaptasi melalui penerapan teknologi dan inovasi pertanian, mengingat perubahan iklim yang kian terasa dampaknya.
Bupati Warsubi dalam sambutannya (yang ditampilkan dalam visual banner) menegaskan bahwa tembakau tetap menjadi produk unggulan daerah, namun harus ditopang dengan pendekatan modern.
“Kita tidak bisa lagi hanya mengandalkan cara-cara lama. Perubahan iklim telah mengubah pola musim, dan petani harus siap dengan solusi baru,” ujarnya.
Sosialisasi ini juga memperkenalkan strategi baru seperti pemilihan bibit unggul tahan iklim, teknik pengairan hemat air, serta digitalisasi pertanian melalui aplikasi pemantau cuaca dan pola tanam. Program ini mendapat dukungan penuh dari dinas pertanian dan lembaga riset lokal yang siap mendampingi para petani dalam implementasinya.
Dalam visualisasi lain bertuliskan “Tanjungwadung untuk Jombang – Mewujudkan Jombang Maju dan Sejahtera untuk Semua”, tampak jelas semangat pemerataan pembangunan dan sinergi antarwilayah di bawah kepemimpinan pasangan Warsubi dan Salmanudin. Pesan tersebut tidak hanya simbolis, tapi juga mencerminkan strategi politik pembangunan dari pinggiran.
Dengan upaya ini, diharapkan para petani tidak hanya mampu meningkatkan produksi dan mutu tembakau, tetapi juga mampu bertahan di tengah tantangan global berupa krisis iklim dan fluktuasi harga pasar. Kabupaten Jombang bertekad menjadikan sektor pertanian tetap menjadi tulang punggung ekonomi lokal dengan inovasi sebagai kunci keberlanjutan. (vivin/red)