ENDE, WacanaNews.co.id — Beredarnya informasi terpapar COVID-19 yang tak kunjung surut bahkan naik turunya angka positif dalam keadaan stabil menyebabkan lumpuhnya perekonomian masyarakat dari usaha mikro kecil dan menengah sehingga Pemerintah Kabupaten Ende (Pemkab) merespon dengan mengambil langkah strategi.
Strategi itupun juga dimaksud untuk tetap menjaga masyarakat agar tidak tertekan secara psikis karena kebutuhan ekonomi masyarakat yang sulit terpenuhi, dan langkah dimaksud diupayakan untuk meningkatkan semangat agar imun tubuh naik melalui bidang perekonomian dengan tetap membuka akses menerima barang-barang dari luar daerah melalui jalur angkutan laut maupun udara.
Kepada awak media, Bupati Ende, Djafar Achmad mengatakan, bahwa Pemkab Ende tidak “lockdown” tapi ada pembatasan mikro seperti tidak menutup pelabuhan sehingga distirbusi barang tetap dilakukan namun manusianya yang dibatasi, Kamis, (24/06/21).
Iapun mengatakan dalam tindakan penegakan bagi yang melanggar covid 19, tidak boleh menggunakan kekerasan. Menurutnya didalam aturan tidak ada sanksi pemukulan. Hanya berupa sanksi sosial seperti menyanyikan lagu pancasila dan push up bagi anak muda.
Bupatipun menegaskan, bahwa pemerintah tidak boleh kalah dalam mengedukasi masyarakat guna menjalankan protokol kesehatan.
“Tetapi berikan penjelasan edukasi terkait covid 19 sampai dia ngerti, sebagai pemerintah tidak boleh kalah, berikan penjelasan sejelas-jelasnya,” pungkas bupati Ende.
Sekretaris Daerah Ende, Agustinus G. Ngasu ketika di wawancarai awak media mengatakan bahwa, peran pemerintah dalam menjaga kestabilitasan ekonomi misalnya juga, setiap kios tetap menjalankan protokol kesehatan seperti, menyediakan tempat cuci tangan dan jaga jarak dalam berkomunikasi.
Ia pun menegaskan sejauh ini tidak ada surat edaran menutup setiap kios, tokoh dan warung baik di kota maupun di desa secara total namun diatur waktunya.(ms/w2)