KUPANG – Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Maranatha Kupang terus melakukan peningkatan mutu dan kualitas untuk menghasilkan lulusan yang profesional dan mampu bersaing secara nasional.
Hal ini disampaikan oleh Ketua STIKES Maranatha Kupang, Stefanus Mendes Kiik, M. Kep. Sp. Kep Ketika ditemui di ruang kerjanya, Sabtu (20/06/2020). Ia menjelaskan bahwa “visi kepemimpinan periode 2020-2024 adalah menjadi institusi pendidikan tinggi ilmu kesehatan yang menghasilkan lulusan yang profesional, berkualitas dan mampu bersaing secara nasional pada tahun 2045”.
“Kami pasang target 25 tahun karena memang secara mekanisme memang dia harus berjangka 25 tahun. Tapi untuk mencapai visi yang jauh ke depan itu kita punya beberapa misi”, ujarnya.
Stefanus juga menyebutkan bahwa untuk mencapai visi besar yang telah disampaikan, pihaknya memiliki beberapa misi sebagai wujud nyata implementasi visi tersebut.
Pertama, menyelenggarakan pendidikan yang bermutu yang tanggap terhadap permasalahan di daerah, regional, nasional dan global.
Kedua, menyebarkan hasil pengembangan ilmu keperawatan dan kebinanan kepada masyarakat umum secara berkesinambungan.
Ketiga, mengembangan teori-teori keperawatan dan kebidanan melalui kegiatan penelitian.
Keempat, mengembangkan dan membina jaringan kemitraan dengan berbagai lembaga berdasarkan asas kerja sama yang saling menguntungkan.
Secara umum, Ketua STIKes Maranatha Kupang tersebut mengatakan bahwa terdapat beberapa hal yang menjadi konsentrasi ada beberapa hal yang menjadi konsentrasi adalah akreditasi institusi, peningkatan standar mutu dan peningkatan ranking kampus.
“Saya lihat bahwa yang akan kami perbaiki adalah beberapa hal yaitu yang pertama adalah akreditasi institusi, kami akan usahakan akreditasi institusi pada tahun ini. Kemudian yang akan kami perbaiki juga adalah terkait standar mutu. Jadi standar mutunya itu akan betul-betul dijalankan pada periode ini. Selain dari standar, kita akan menaikkan ranking kampus. Target yang kita harapkan adalah 4 tahun ke depan mudah-mudahan bisa menyentuh klaster 3”, Katanya dengan optimis.
Berkaitan dengan penelitian dan pengembangan masyarakat, kata Stefanus, pihaknya akan terus mendorong agar ke depan banyak penelitian agar menyerap dana yang lebih besat dari kementerian riset dan teknologi.
“Target kami adalah mendorong lebih banyak penelitian dan pengabdian masyarakat sehingga bisa menyerap dana dari kementerian riset dan teknologi. Selama ini kita paling dapat itu sekitar 50-an juta, saya berharap bahwa mudah-mudahan tahun-tahun ke depan ini bisa terserap di atas 100-an juta. Saya bahkan bermimpi bahwa kita bisa masuk 750 besar di Indonesia dari 4000-an kampus”, ungkap Alumnus Universitas Indonesia tersebut.
Selain itu untuk pengembangan SDM, kata Stefanus, pihaknya akan mendorong untuk pelatihan-pelatihan dosen maupun staf di akademik sehingga bisa menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
“Untuk SDM kita sudah lumayan bagus. Sudah sekitar 15 dari S1 dan Ners yang sudah S2 keperawatan, kita ada 4 orang yang sementara tugas belajar yang akan segera selesai, yang 4 lagi yang masih S1 ini yang akan kita dorong untuk segera melanjutkan S2”, jelasnya.
Tidak hanya itu, untuk menjamin kualitas dan kemampuan mahasiswa di STIKes Maranatha Kupang, Stefanus mengatakan bahwa pihaknya terus melakukan review untuk memperbaiki kurikulum agar mengikuti perkembangan zaman dan juga membenahi perpustakaan agar mahasiswa dapat mengakses buku secara gratis.
“Terkait dengan perpustakaan, kita akan benahi dan juga menambah jumlah karena sekarang e-learning juga semakin berkembang jadi kita akan menambah jumlah buku e-book, kemudian berlangganan jurnal sehingga bisa mendorong untuk mahasiswa bisa mengakses buku-buku itu secara gratis”, ujarnya.
Pihaknya terus mendorong agar luaran atau outcome dan output dari pada penelitian dan pengabdian masyarakat dapat menghasilkan tulisan yang terpublikasi di jurnal, buku dan juga dipatenkan atau diHQ kan.
Selain itu untuk meningkatkan persentase uji kompetesi di STIKes Maranatha Kupang, Ketua STIKes Maranatha terus mendorong agar semua dosen untuk ikut serta dalam melakukan penyusunan soal, baik di tingkat regional (Bali) maupun nasional.
“Harapannya soal-soal kita bisa diambil untuk dijadikan soal nasional sehingga kalau mahasiswa menggunakan soal-soal kita tentu mereka sudah terbiasa. Jadi dengan demikian persentase uji kompetensi di kampus kita meningkat”, pungkasnya. (isto/w1)