Jombang, WacanaNews.co.id — Puluhan Wali Murid yang tergabung dalam forum silaturahmi orangtua sayang anak atau Forosa Jombang, menggeruduk kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jombang tuntut pembelajaran tatap muka.
Membawa poster para wali murid menyuarakan aspirasinya salah satunya tuntutanya terkait pembelajaran daring yang selama ini dianggap tidak efektif.
Meski di Jombang masih dalam kawasan zona orange sebaran virus corona, namun para orangtua tetap meminta agar sekolah tatap muka dibuka. Beberapa solusi yang ditawarkan para orangtua agar sekolah tatap muka bisa dibuka, yakni harus mematuhi protokol kesehatan, seperti mengenakan masker dan face shield, hingga cuci tangan, serta pembatasan jumlah siswa di dalam ruangan.
“Yang ditawarkan mungkin nanti, kami dari wali siswa ke sekolah, anak anak itu belajarnya mungkin kalau biasanya satu kelas 10, 20 anak bisa diperkecil biar bisa jaga jarak,” ujar Jeffy, salah seorang orangtua siswa, pada sejumlah jurnalis, Jumat (28/08/2020) pagi.
“Kami juga yakin para pendidik juga tidak akan lepas tangan,” pungkasnya.
Sementara itu, pihak Disdikbud Jombang bersikukuh tidak akan membuka sekolah tatap muka. Alasannya, saat ini di Jombang masih masuk dalam zona orange.
Sekolah tatap muka sendiri juga tidak akan langsung dibuka, melainkan melalui beberapa tahapan, salah satunya adalah masa transisi dan kebiasaan baru.
“Ada masa transisi dan kebiasaan baru. di masa transisi, SMA paling cepat bulan juli, untuk SLB September, Paud bulan Oktober. Masa kebiasaan baru paling cepat SMA pada bulan September, SLB Oktober dan Paud untuk bulan Desember,” terang Kepala Disdikbud Jombang, Agus Purnomo.
Pihaknya juga telah menyampaikan terkait aturan pelaksanaan sekolah tatap muka kepada para perwakilan pengunjukrasa, dan hasilnya bisa diterima.
“Jadi intinya sekolah tatap muka belum bisa dilaksanakan karena ada aturan yang kita tegakkan,” tandas Agus.(tyo/w1)