JOMBANG, WacanaNews.co.id — Diberitakan sebelumnya dua Proyek Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur di Jombang yakni Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji dan Umrah Terpadu (PLHUT) yang ada di Kemenag Jombang dan Proyek Gedung Ruang Kelas Baru (RKB) yang ada di MAN 8 Jombang abaikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) akhirnya Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) angkat bicara.
Ditemui di Kantor Kemenag Jombang, Hikmah PPK proyek dari Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur mengaku jika pihaknya sudah menyiapkan perlengkapan K3 pada semua proyek yang ia tangani. Pihaknya juga mengaku selalu mengingatkan penggunaan K3 dalam evaluasi setiap minggunya.
Namun Hikmah juga mengakui jika keteledoran tersebut dikarenakan tidak kepatuhan pekerja sendiri karena saat memakai perlengkapan K3 merasa tidak nyaman.
Yang di sanyangkan dari tanggapan tersebut tidak ada upaya memberikan peringatan tertulis bahkan sanksi kepada Penyedia terhadap kepatuhan seperti yang sudah di amanatkan Undang – Undang.
“Kami sudah antisipasi sejak awal, kami dari PPK sudah menyiapkan pekengkapan K3 dan dari pihak kontraktor pun sudah menyiapkan semuanya. Tapi namanya pekerja dipakai sembentar saja, kalok di ingatkan itu tambah pusing bu. Tapi kita selalu ingatkan, tanya setiap minggu kita evaliasi selalu ingatkan apa tidak,” jawab Hikmah PPK proyek, Jum’at (6/7/2024).
Sementara itu, untuk Proyek RKB di MAN 8 Jombang pihaknya mengelak jika yang tidak memakai perlengkapan K3 saat mengerjakan atap bukan pekerja dari penyedia melainkan dari vendor pekerjaan atap.
Padahal semua pekerja yang ada di MAN 8 Jombang semua tidak memakai perlengkapan K3, namun Sigma mengaku sudah selalu mengingatkan untuk selalu memakai K3.
“Yang di MAN 8 itu bukan dari penyedia kami tapi vendor dari penyedia atap, karena pada aitem pekerjaan tertentu pasti ada vendor yang melaksanakan,” jelasnya.
Disisi lain, pelaksana pekerjaan proyek gedung PLHUT Kemenag Jombang Joko mengaku anggaran untuk K3 sangatlah minim sehingga harus membeli berkali kali lipat dari anggaran yang tersedia di dalam RAB.
“Kemarin itu sampek beli itu melebihi RAB tiga kali lipat, ya gitu di pakai di buat cibok buat kosok. Rompi ada? ada tinggal bekas bekas gitu,” singkatnya, Jum’at (5/7/2024). (pras/jal)