ENDE, WacanaNews.co.id — Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kabupaten Ende kembali memprihatinkan dunia pelayanan dokumen kepemilikan adminsitrasi warga Negara.
Pantauan WacanaNews.co.id terlihat Sejumlah masyarakat bertumpukan di Dukcapil Ende dan diwarnai dengan aksi protes terhadap pegawal, Kamis, (03/06/21).
Dalam aksi protes atas pelayanan yang lambat, Salah seorang laki-laki meneriakan bahwa tidak mau masuk penjara. “Bagaiamana kamu ni, kami sudah bersabar dari pagi. Kami tidak mau masuk penjara kow,” ucap terikan salah satu warga.
Iapun tidak mau menyampaikan alasan mengeluarkan kata-kata demikian.
Menurut salah satu warga yang mengantri, Anita mengatakan bahwa ia sangat kesal karena lambatnya pelayanan Dispendukcapil Ende.
“Dari tadi pagi hingga sekarang masih tunggu tapi belum dipanggil-panggil. Sedangkan saya hanya mengambil Kartu Keluarga yang sudah urus pada minggu lalu,” ucap Anita.
Pada penumpukan yang lain masyarakat berbondong-bondong menunggu untuk mendapat pelayanan dengan menggengam nomor antrean.
Kepala Dinas Lambertus Siga Sare mengatakan, penumpukan yang terjadi karena terjadi ledakan permohonan pengurusan Adminstrasi Luar biasa, rata-rata terdiri dari anak mudah.
Pengurusan ini disebabkan adanya program batuan lanjutan dari pemerintah pusat yang memprasyaratkan Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) serta terutama yang baru memasuki usia 17 tahun untuk berangkat sekolah.
Selain itu, ia menyampaiakan pengurusan Kartu Keluarga kembali terbatas hanya 50 orang dalam sehari karena masyarakat sudah bertemu secara langsung dengan petugas atau pelayanan satu meja guna melakukan ferifalid perlengkapan data .
Lambartus mengatakan, Kebijakan ini dilakukan lantaran kadang saat masyarakat menaruh dokumen persyaratan pada kotak yang disiapkan sebelumnya banyak yang tercecer. Yakni persyaratan dengan Akta Kelahiran tidak lengkap atau namanya berebeda-beda antara Kartu keluarga dan Akta Kelahiran dan setelah dihubungi masyarakat tidak langsung datang.
Iapun mengutarakan, dilema atas pelaksanaan pelayanan di tengah covid 19, tetapi mau tidak mau harus melayani. Apalagi semua pegawai sudah difaksin.
“Saya agak berani sedikit karena kita sudah difaksin. Kami semua disini sudah difaksin, bukannya difaksin tidak kena tetapi minimal kita ditambah antibodi,” ucap Kadis Dukcapil Ende.
Iapun mengeluh karena dalam pelayanan tidak didukung dengan fasilitas yang memadai serta Sumber Daya yang tidak mumpuni, namun telah menyiapkan strategi baru guna pelayanan yang prima.(ms/w2)