JOMBANG, WacanaNews.co.id — Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi (PKPT) IPNU-IPPNU UNWAHA menyelenggarakan Tadarus Pemikiran KH. Hasyim Asy’ari, dengan narasumber Achmad Muhsinin dari Hamlatul Qur’an Jogoroto, Jum’at (30/4).
Dalam pemaparannya, Rekan Muhsin menyampaikan pentingnya sanad keilmuan, “Nuzulul Qur’an merupakan momen untuk introspeksi diri, mempelajari sanad kyai yang merupakan guru dan sumber keilmuan di Nahdlatul Ulama”.
“Ilmu mustholahul hadits menjelaskan otentifikasi ilmu terletak dalam sanad yang muttasil pada guru-guru hingga rosulullah”, Lanjut rekan Muhsin, menguatkan argumen pentingnya sanad dalam tradisi keilmuan di komunitas Nahdliyyin.
Dalam membangun logika berpikir, mahasiswa selalu menempatkan nalar dan logis, sehingga agama akan disesuaikan dengan pemahamannya. “Peran sanad dalam agama sebagai kontrol, batasan sehingga tidak kebablasan menjadi radikal” tuturnya.
Hal senada disampaikan oleh Ja’far Sodiq salah satu pembina PKPT IPNU UNWAHA, “sanad menjadi sangat penting untuk mengukur kesinambungan keilmuan, sehingga informasi yang didapat dan sampai ke kita bisa teruji kemurniannya, dan sudah teruji nyambung sampai Rasulullah Muhammad SAW.”.
Merespon tadarus pemikiran yang telah dilaksanakan PKPT IPNU-IPPNU Ja’far Sodiq memberikan apresiasi, “dunia mahasiswa memang harus dinamis dan penuh rasa ingin tahu, termasuk menela’ah pemikiran para muasis pendiri NU, semoga tadarus pemikiran tersebut terus berlanjut dan menjadi agenda rutin, sehingga tidak sekedar awal dan sekaligus akhir tadarusnya di bulan ramadhan ini”, harap salah satu dosen UNWAHA ini.
Agenda tadarus pemikiran tersebut merupakan rangkaian peringatan Nuzulul Qur’an dan buka bersama pengurus PKPT beserta anggota IPNU-IPPNU di perguruan tinggi UNWAHA Tambakberas Jombang.(sum/w2)