MALUKU TENGGARA, WacanaNews.co.id — Bupati Maluku Tenggara menjamu Uskup Agung Merauke Mrg. P. C. Mandagi makan malam di Kediamannya pada Minggu (13/06/2021).
Pantauan media ini Uskup Mandagi dijamu oleh Bupati Maluku Tenggara saat makan bersama di Kediaman Bupati pada Minggu 13 Juni malam.
Sebelum perjamuan bersama Uskup Agung Merauke ini menceritakan tentang kisahnya dua kali didatangi teroris, yang secara kebetulan tidak dapat menemukan dirinya.
“Tepat pada tanggal 1 Januari 2021 saya tiba di Marauke sebagai Uskup Agung, setelah turun dari pesawat, saya langsung dijemput, untung saya tidak langsung ke Rumah Keuskupan, tapi saya lanjut ke Makam Misionaris Pertama yang tiba di Merauke, dan si Teroris ini sudah ada di Rumah Uskup dengan alasan bertanya pada salah satu pastor bahwa ingin mencari tempat Kos” ungkapnya.
Lanjut kemudian pada Peristiwa kedua Terjadi di Gereja Katedral Merauke, di mana pada saat itu direncanakan akan diadakan perayaan misa Hari Minggu, namun tanpa diduga pada Minggu 30 Mei itu Mgr.Mandagi sedang berada di Kabupaten Mappi, Uskup Agung Merauke ini katakan bahwa seandainya dirinya berada di Katedral Merauke pada saat itu maka, pasti terjadi peristiwa di sana, semua kejadian terungkap ketika Polres Merauke berhasil menangkap pelaku, dan menceritakan seluruh rencananya.
Dihadapan Bupati Maluku Tenggara dan seluruh Pejabat Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Mgr. Mandagi berpesan bahwa tidak ada Agama yang mengajarkan Kekerasan, tetapi semua Agama mengajarkan tentang Cinta Kasih.
“Saya Sampaikan dan saya ingatkan bahwa Agama tidak boleh memisahkan kita, karena Agama selalu mengajarkan kebaikan, dan tidak pernah ada Agama yang mengajarkan kejahatan dan Kekerasan, justru karena Agama maka kita bersatu” ungkapnya.
Terpisah usai perjamuan, dikutip dari sumber Diskominfo Maluku Tenggara, Bupati Maluku Tenggara Drs. Hj. Muhamad Taher Hanubun sampaikan dirinya sangat mengapresiasi Mgr. Mandagi yang mana sebagai toko Agama sangat memperhatikan Falsafah Kehidupan Masyarakat Kei yaitu “AKA: Adat, Kubni, Agam” (Adat, Pemerintahan, dan Agama).
“Karena itu saya hanya mau sampaikan bahwa Bapa Uskup adalah Orang tua, bapa uskup adalah Toko Agama, Bapa Uskup adalah Toko Teladan buat saya,” tutup Bupati.(pas/w2)