JAKARTA, WacanaNews.co.id– Langkah revolusioner dilakukan di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Untuk pertama kalinya, teknologi Artificial Intelligence (AI) resmi diimplementasikan di pasar tradisional. Inisiatif ini merupakan hasil kolaborasi antara PT Mitra Pedagang Indonesia Tbk (MPStore), Kementerian UMKM, serta Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI), yang diluncurkan Kemarin (27/05).
Program bertajuk “Digitalisasi Pasar Tradisional Berbasis AI” ini memperkenalkan sistem pintar untuk membantu pedagang dalam mengelola stok, pencatatan keuangan, dan koneksi langsung ke platform penjualan online. Kehadiran teknologi ini diharapkan bisa mendongkrak omzet pedagang dan membawa pasar rakyat bertransformasi secara digital.
Sekretaris Jenderal IKAPPI, Reynaldi Sarijowan, menyebut program ini sebagai tonggak kebangkitan pasar rakyat. “Digitalisasi ini membuat pasar tradisional tak lagi tertinggal dari e-commerce. Pedagang kini bisa menjangkau konsumen lebih luas, baik secara langsung maupun digital,” ungkapnya.
Menteri UMKM, Maman Abdurahman, menyampaikan komitmen pemerintah untuk terus memperluas transformasi digital di pasar rakyat. “Pasar tradisional adalah fondasi ekonomi kerakyatan. Dengan digitalisasi berbasis AI, kita dorong efisiensi dan akses pasar lebih luas, tanpa meninggalkan nilai-nilai lokal,” tegasnya.
Ia menambahkan, program serupa akan diluncurkan di enam ibu kota provinsi lainnya sebagai bagian dari strategi nasional modernisasi pasar secara inklusif.
Berdasarkan data BPS, jumlah pasar tradisional di Indonesia pada 2024 mencapai sekitar 17.443 unit. Melalui digitalisasi, para pelaku usaha pasar tradisional diperkirakan dapat meningkatkan omzet harian hingga dua kali lipat.
Maman juga menekankan pentingnya pelatihan digital bagi pedagang, “Kami akan menyasar enam provinsi untuk edukasi digital tahap awal. Harapannya, program ini bisa diperluas ke seluruh Indonesia dan memberi dampak nyata bagi para pelaku UMKM.”
Ketua Umum IKAPPI, Abdullah Mansuri, menyambut baik perhatian pemerintah terhadap pasar rakyat, terlebih di tengah tantangan penurunan daya beli masyarakat, “Penurunan omzet sampai 50% menjadi tantangan nyata. Dengan digitalisasi dan dukungan pemerintah, kita bisa dorong kebangkitan pasar tradisional,” ujarnya.
Salah satu pedagang, Ibu Sari (45), menyampaikan harapannya, “Lewat aplikasi ini semoga pembeli makin banyak dan jualan lebih laris,” katanya.
Dengan sinergi antara pemerintah, organisasi pedagang, dan sektor swasta, transformasi digital pasar tradisional kini bukan lagi mimpi, tapi kenyataan yang sedang berjalan.(DV/pras)