JAYAPURA, WacanaNews.co.id — Aksi protes kontingen Papua terhadap hasil penilaian juri Senam Aerobik nomor perorangan putra dan putri nyaris berujung ricuh. Kompetisi senam aerobik berlangsung di Istora Papua Bangkit, kawasan Stadion Lukas Enembe, Senin (11/10/2021).
Beruntung Sekretaris KONI Papua Kenius Kogoya hadir dan terpaksa turun ke arena menenangkan para atlet dan official.
Peristiwa bermula ketika kontingen Papua melalui Pelatih Kepala, Lonny A Lutrun hendak mengajukan protes ke juri usai pengumuman hasil akhir. Namun rupanya juri tidak menggubris dan langsung pergi meninggalkan arena pertandingan.
Hal ini pula yang memicu kemarahan para atlet dan offisial kontingen Papua yang langsung menerobos masuk ke arena pertandingan dan menuju ruang juri.
Namun aksi mereka untuk menerobos ke ruang juri ditahan oleh aparat keamanan yang berusaha mengamankan situasi usai pertandingan.
Aksi saling dorong dan adu mulut dengan aparat keamanan pun tak terhindarkan lagi, bahkan salah satu diantaranya menggebrak meja dan seorang lainnya merusak papan sponsor yang ada di tengah arena.
Situasi yang panas berhasil diredam saat Sekertaris Umum KONI Papua, Kenius Kogoya yang hadir menyaksikan pertandingan turun dari tribun dan langsung ikut pula menenangkan atlet dan offisial.
“Harus tenang, harus tunjukkan sebagai tuan rumah yang baik. Kalau ada protes dari manapun kontingen manapun, maka dewan hakim wajib menampung. Dan masalah keberatan itu nanti diputuskan. Jadi kalau dewan hakim tidak menerima keberatan, itu salah juga jadi proses sesuai dengan mekainsme,” kata Kenius.
Pelatih Kepala Senam Aerobik Papua, Lonny A Lutrun mengaku tidak terima dengan sikap para juri yang tidak menghargai Papua sebagai tuan rumah.
“Kontingen lain ketika saat penjurian pelatihnya bisa datang protes dan diakomodir oleh juri, tapi kenapa kami sebagai tuan rumah begitu mau protes tidak bisa,” kata Lonny kepada wartawan.
Dia menambahkan misalnya DKI Jakarta dan Lampung yang melakukan protes langsung diakomodir dan nilainya dinaikan.
“Para juri ini sudah tidak fair, mereka datang ke Papua itu sudah bagi medali untuk DKI Jakarta, Lampung dan Riau,” katanya menuding.
Lonny berharap ada tindak lanjut dari Dewan Hakim untuk timnya mendapatkan nilai yang sepantasnya. “Kalau kami mendapat hasil yang baik, maka kami bisa terima dengan baik,” katanya.
Sementara itu, salah satu Dewan Hakim mengatakan untuk pengumuman hasil akan ditunda menunggu sampai ada keputusan Dewan Hakim.
Hasil kompetisi Senam Aerobik Putri nomor Perseorangan, pesenam Lampung, Umi Sri Haryani memperoleh nilai tertinggi 20.05 disusul DKI Jakarta Naura Oryza Sativa 17.90 dan Jawa Tengah Fredella Melika Berliana Putri dengan nilai 15.45. Sedangkan pesenam putri Papua, Grace Lois Maicel Samsanoy memperoleh nilai terkecil 12.85.
Lalu di perseorangan putra, unggul pesenam DKI Jakarta Gregorius Agung Iswaribawa yang mencatat nilai 19.90, lalu disusul Lampung Denda Firmansyah 19.35, Riau Aprilian Anggara dengan poin 16.80 dan Papua Yoseph Vincent Wamea peroleh nilai 14.35.(*)