MSU Sosok Pengayom Bagi Masyarakat

msu
Yuni Wonda Mantan Bupati Kabupaten Puncak Jaya periode 2017-2022. (istimewa)

LANGGUR, WacananNews.co.id — Yuni Wonda, S.Sos, S.IP, MM, Mantan Bupati Kabupaten Puncak Jaya periode 2017-2022 dalam keterangannya kepada media ini beberapa waktu lalu menjelaskan MSU adalah sosok Pengayom.

Wonda mulai menuturkan bahwa MSU  adalah ASN yang bekerja di puncak jaya di mana atas kinerja yang baik maka, melalui kebijakan kepala Daerah MSU diangkat menjadi Sekertaris KPU kabupaten Puncak Jaya.

Selama masa kerja sebagai sekertaris KPU, selalu menjalin  hubungannya dengan pimpinan serta staf KPU sangat baik.

“Hubungan MSU dengan seluruh partai Politik di puncak jaya juga sangat baik, tidak pernah terdengar beliau berpihak pada partai politik tertentu, atau kandidat tertentu,” ungkap Mantan Bupati Puncak Jaya periode 2017-2022 itu.

Satu hal yang dapat diakui oleh mantan bupati ini tentang MSU ialah, selama menjabat sebagai sekertaris KPU,  tidak terdengar adanya aksi dari  masyarakat baik itu melalui media sosial maupun datang secara langsung berupa demo untuk menuntut hal-hal mereka.

Di singgung soal Terobosan kata Yuni Wonda, MSU berhasil memperkerjakan anak Asli Kabupaten Puncak Jaya sebagai tenaga Honorer  untuk diperbantukan KPU,  tentu itu diluar aturan, namun Kebijakan itu diambil dengan berkoordinasi ke pemerintah Daerah, untuk penganggaran dan pembiayaannya.

Terobosan lain lagi yakni, Kabupaten Puncak jaya setiap kali pemilu selalu menggunakan sistim noken dan ribut, tapi MSU biasanya melakukan mediasi-mediasi, atau pendekatan-pendekatan persuasif lainnya terhadap toko-toko masyarakat setempat, sehingga akhirnya pemilu berjalan dengan aman damai.

Cara mediasi dan pendekatan-pendekatan persuasif yang dilakukan MSU membuat sehingga hampir semua kelompok, maupun partai-partai politik merasa nyaman bersamanya.

Sudah berbuat di luar Daerah, maka kini MSU kembali untuk membangun Daerahnya dengan berbekal pengalaman yang pernah ia lakukan di Papua.

Kata Mantan Bupati Kabupaten Puncak Jaya ini ini bahwa, Pak Martinus adalah putra asli Maluku Tenggara, yang hanya keberadaannya selama ini mengabdi di Papua.

Saya sangat berharap kehadirannya meneruskan kinerja yang pernah dilakukan di kabupaten Puncak Jaya yakni tidak membedakan kelompok, Agama, suku, dan ras. Semua  masyarakat di sana dijadikan sebagai satu yakni Masyarakat Maluku Tenggara. (pas/jal)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *