Kesehatan,WacanaNews.co.id — . Berdasarkan data dari Kemenkes RI jumlah kasus DBD di Indonesia mengalami penurunan pada tahun 2023 dan awal 2024. Namun pada minggu ke-22 2024, kasus DBD kembali mengalami kenaikan mencapai 119.709 kasus. Pemerintah merespon kenaikan kasus DBD ini dengan menerapakan beberapa strategi dan inovasi penanggulangan dengue. Salah satu inovasinya adalah dengan penerapan teknologi nyamuk ber-wolbachia.
Wolbachia merupakan bakteri alami yang terdapat pada beberapa serangga. Meskipun Wolbachia tidak secara alami berada pada nyamuk Aedes aegypti, namun peneliti telah berhasil memasukkan Wolbachia ke dalam tubuh nyamuk. Tindakan ini telah terbukti mengurangi penularan berbagai virus termasuk demam berdarah, Zika, chikungunya, dan demam kuning.
Melansir dari data Kemenkes RI, Indonesia telah melakukan studi kelayakan pelaksanaan teknologi Wolbachia di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul pada tahun 2022. Berdasarkan hasil uji coba tersebut menunjukkan adanya penurunan kasus demam berdarah sebanyak 77%, dengan pengurangan proporsi rawat inap di rumah sakit sebesar 86%.
Mekanisme Kerja Nyamuk Wolbachia
Mekanisme kerja yang utama adalah melalui kompetisi makanan antara virus dan bakteri. Semakin sedikit makanan yang bisa menghidupi virus, maka virus tidak dapat berkembang biak. Nyamuk wolbachia bekerja melalui mekanisme perkawinan silang dalam menurunkan jumlah nyamuk yang dapat menularkan virus dengue. Mekanisme ini terjadi dalam tiga kemungkinan, yaitu:
- Nyamuk Jantan Ber-Wolbachia kawin dengan Nyamuk Betina: Telur tidak menetas.
- Nyamuk Jantan kawin dengan Betina Ber-Wolbachia: Telur menetas Ber-Wolbachia.
- Nyamuk Jantan Ber-Wolbachia kawin dengan Betina Ber-Wolbachia: Telur menetas Ber-Wolbachia
Apakah Berbahaya?
Penelitian teknologi Wolbachia di Indonesia sudah terlaksana selama 12 tahun sejak 2011 lalu. Dimulai dari tahapan penelitian fase kelayakan dan keamanan (2011-2012), fase pelepasan skala terbatas (2013-2015), fase pelepasan skala luas (2016-2020), dan fase implementasi (2021-2022).
Dari sisi aspek keamanan wolbachia, hasil analisis risiko yang diinisiasi oleh Kemenristekdikti dan Balitbangkes, Kemenkes, pada tahun 2016 dengan membentuk 20 orang anggota tim independen dari berbagai kepakaran menyebutkan bahwa nyamuk Wolbachia memiliki tingkat risiko rendah bagi manusia dan lingkungannya.