Kenangan Sri Mulyani & Bayang Semu Pertumbuhan Ekonomi Era Soeharto
Berita,WacanaNews.co.id — Menyajikan berita akurat dan relevan bagi pembaca adalah komitmen utama kami, dengan selalu menghadirkan informasi terkini dan terpercaya dari seluruh penjuru Jawa Timur dan Indonesia.
Kenangan Sri Mulyani
Kenangan Sri Mulyani tentang era Soeharto selalu menarik perhatian. Pertumbuhan ekonomi yang pesat pada masa itu sering kali dianggap sebagai pencapaian besar. Namun, Sri Mulyani mengingatkan bahwa di balik angka-angka tersebut, terdapat bayang semu yang perlu kita cermati. Pertama, pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak selalu mencerminkan kesejahteraan yang merata. Kedua, banyak kebijakan yang diambil pada masa itu tidak berkelanjutan dan berdampak negatif pada jangka panjang.
Pada era Soeharto, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Namun, Sri Mulyani menekankan bahwa pertumbuhan ini tidak merata. Sebagian besar keuntungan ekonomi hanya dinikmati oleh segelintir orang. Selain itu, ketimpangan sosial semakin meningkat. Misalnya, banyak daerah yang tertinggal dalam pembangunan infrastruktur dan akses pendidikan. Oleh karena itu, meskipun angka pertumbuhan ekonomi tinggi, kesejahteraan masyarakat tidak merata.
Kebijakan Ekonomi yang Tidak Berkelanjutan
Selain itu, Sri Mulyani juga mengingatkan bahwa banyak kebijakan ekonomi pada era Soeharto tidak berkelanjutan. Misalnya, eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan tanpa memperhatikan dampak lingkungan. Akibatnya, banyak kerusakan lingkungan yang kita hadapi hingga saat ini. Selain itu, ketergantungan pada utang luar negeri juga meningkat, yang pada akhirnya membebani generasi berikutnya. Oleh sebab itu, penting untuk belajar dari kesalahan masa lalu dan mengembangkan kebijakan yang lebih berkelanjutan.
Pelajaran dari Masa Lalu
Sebagai kesimpulan, Sri Mulyani mengajak kita untuk belajar dari masa lalu. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak selalu berarti kesejahteraan yang merata. Selain itu, kebijakan ekonomi yang tidak berkelanjutan dapat berdampak negatif pada jangka panjang. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan kebijakan yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Dengan demikian, kita dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih adil dan berkelanjutan di masa depan.
(ifa/jal)