JAKARTA, WacanaNews.co.id — Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur 2019-2024 yang juga Ketua Umum PP Muslimat NU , menghadiri ‘Silaturrahmi Kebangsaan’ di kediaman Jenderal TNI (Hor) Prabowo Subianto, di Hambalang, Sentul, Kabupaten Bogor, Sabtu, (2/3/2024) siang.
Dalam “Silaturrahmi Kebangsaan” bersama Prabowo Subianto ini, Khofifah Indar Parawansa, ditemani duetnya saat memimpin Jatim, Emil Elestianto Dardak, perwakilan relawan Pragrib Jatim, Tim Kampanye Daerah (TKD) Pragib Jatim, ratusan Kiai, Ulama, pengurus serta Ketua PW Muslimat NU se Indonesia.
Tampak hadir di acara kali ini, Dedi Mulyadi, caleg DPR RI Jawa Barat yang kembali lolos ke Senayan, KH Asep Syaifuddin Chalim, pengasuh Ponpes Ammanatul Ummah, Pacet Mojokerto, Gus Miftah Maulana Habiburrahman, Prof Dr Ali Masykur Musa, Jenderal Purn Syafrie Syamsudin, Jenderal Purn TNI Dudung Abdurrahman, DPR RI, Dewan Penasehat PP Muslimat NU Nyai Hajjah Mahfudhoh, Pimpinan JKSN Jateng Kiai Adnan, Ketua TKD Jatim Boedi Prijo Suprayitno, dokter Jibril spesialis jantung, anggota DPR RI, Sudiyono, dan Prasetyo Hadi, Laksamana Madya TNI Purn Didik Herdiawan, serta Marsekal Purn Bambang Eko.
Acara diawali pembacaan ayat suci Alquran, menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan Subbanul Wathon, kemudian dilanjutkan pembacaan istighosah yang dipimpin KH Asep Syaifuddin Chalim.
Sebelum Khofifah memberi sambutan, terlebih dahulu diputarkan video perjalanan relawan TKD Jatim menjadikan Jawa Timur sebagai jantung kemenangan Prabowo- Gibran.
Diiringi teriakan lanjutkan dua periode Gubernur Jatim, dan tepuk tangan hadirin Khofifah memulai sambutan dengan joke segar.
“Kalau di pusat ada Panglima TNI Jenderal Agus Subianto, dan ada Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo, maka jika digabungkan maka lengkap sudah, akan menjadi Prabowo Subianto, yang dua hari mendapat anugerah pangkat Jenderal Kehormatan. Insya Allah beliau akan memimpin Indonesia menjadi Presiden RI ke-8,” ujar Khofifah disambut riuh hadirin.
Khofifah tak lupa membeber perjalanan TKD Jatim, bersama relawan Muslimat NU, para Kiai, dan relawan lainnya, menggaet para pekerja se Jatim, pedagang pasar, UMKM, pengobatan gratis di kampung-kampung dan korban banjir meraih simpati masyarakat luar biasa hingga mencapai lebih 66 persen.
Termasuk program khataman Alquran sejak sebelum Pemilu, hari tenang, dan sampai saat ini masih dilangsungkan oleh ibu-ibu Muslimat se Jawa Timur. Ini demi mengawal Indonesia agar selalu dijaga dan dilindungi Allah SWT.
“Insya Allah di hari tenang saja, khataman Alquran di Jatim sudah merampungkan 64.500 kali khatam,” ujarnya.
Tak lupa Khofifah mengucapkan terima kasih atas perjuangan relawan yang luar biasa. Bukan hanya mengantarkan kemenangan tapi diharapkan akan terus mengawal dan menjaga perjalanan pemerintahan dan kesuksesan.
Khofifah mengingatkan bahwa tradisi NU sesuai amanat guru besar NU adalah tradisi membaca solawat. Saat sholawat akan memberikan kesejukan dan ketentraman.
“Betapa ketika Nabi Muhammad SAW memimpin kota Yatsrib, atau sekarang dikenal kota Madinah, yang saat itu beragam strata dan status sosial, suku, beragam agama mereka tetap hidup rukun dan harmoni. Bukankah suasana seperti itu yang kita harapkan untuk Indonesia aman tentram damai,” tegas Khofifah.
Bapak Prabowo sering mendengungkan selama ini, soal jiwa nasionalisme dan ruh kebangsaan. Wawasan kebangsaan yang berseiring dengan kenusantaraan serta Bhinneka Tunggal Ika terlahir dari Majapahit yang episentrumnya ada di Jawa Timur.
Kata Nusantara dan Bhinneka Tunggal Ika yang dilahirkan pada jaman Majapahit menjadi bagian penting dalam filosofi kehidupan kebangsaan dan kenegaraan. Mojopahit pusatnya di Jawa Timur. Maka tidak salah jika Jantungnya Indonesia ada di Jawa Timur. Begitu pula jantung kemenangan Pak Prabowo – Gibran juga Jawa Timur.
Sementara itu, tausiyah tujuh menit oleh Gus Miftah Maulana Habiburrahman, lebih banyak menjelaskan terkait program Prabowo – Gibran, makan siang gratis, sehingga meraih hati rakyat termasuk menceritakan kronologi kenapa Gibran Rakabuming Raka, didapuk menjadi Cawapres Prabowo.
Kata Gus Miftah, Pak Prabowo tahu siapa yang berkeringat dan baru mendekat. Siapa yang kerja dan mana yang sok pahlawan kesiangan. Siapa tulus dan modus.
Yang kedua, adalah food estate atau lumbung pangan. Itu diambil dari surah Yusuf 43, di zaman Raja Kiftir. Nabi Yusuf kala itulah yang bisa memanfaatkan potensi lahan untuk bercocok tanam jadi lumbung pangan, dan memberdayakan ekonomi mengantisipasi kemarau panjang yang akan terjadi.
“Nah saat ini, sudah tiba kemenangan. Cara kita mengawal gampang. Anda berani milih, maka harus berani nagih. Sosialisasikan program Pak Prabowo ke masyarakat soal hilirisasi karena lebih Islami, seperti ketika Nabi Muhammad di Madinah menjadikan anggur jadi kismis.
Sementara itu Prabowo Subianto, tak henti-henti mengucap terima kasih dan hormat kepada ibu-ibu Muslimat, NU, Kiai, relawan Jatim yang telah berjuang keras, dan memilih Prabowo Gibran sehingga mengantarkannya ke RI 1.
Dia mengaku tak ingin membahas soal program kerja, karena bukunya sudah dibagikan, namun dia ingin mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Jawa Timur, terutama dari muslimat NU, kiai, relawan dan TKD Jatim yang hadir.
Kendati perhitungan suara belum final, namun sudah keliatan melalui quick count, bahwa keputusan rakyat mutlak di pihaknya, sehingga memenangkan mandat dari rakyat Indonesia.
“Kita telah berhasil di semua provinsi kecuali dua, Aceh dan Sumbar,” ujar Prabowo.
Prabowo mengatakan begitu terlihat pergerakan angka quick count, tokoh yang pertama kali ditemui adalah Khofifah Indar Parawansa.
“Saya ketemu beliau di Bandara Halim dan saya menawarkan bagaimana bisa bertemu. Berapa yang bisa ibu bawa ke Hambalang. Eh..beliau malah balik bertanya, Bapak berkenan berapa orang, saya jawab kalau persiapan singkat bisa 1200 orang. Eh yang datang 1600 orang,” ujarnya disambut tepukan hadirin.
Usai bertemu Khofifah, dilanjutkan sowan ke seniornya Jenderal SBY, Pakde Karwo, dan Emil Dardak.
Banyak joke segar dari Prabowo diungkap, karena dia mengaku sangat bahagia, terhormat, dan hanya ingin berterima kasih kepada Ulama NU, warga NU, Muslimat NU, relawan semua di Jatim yang mendukungnya.
Selain menceritakan semasa aktif dan muda di awal jadi tentara, dia juga sangat dekat dengan ulama NU terutama Gus Dur, sampai suatu ketika ingin jadi warga NU dan memilki KTA, kemudian diberi kartu Ikatan Sarjana NU (ISNU) dari Prof Ali Masykur Musa.
“Apalagi saya ini dekat dengan keluarga Gus Dur. Karena rumah kakek nenek saya berdampingan dengan rumah orang tua Gus Dur di Matraman. Ibu beliau teman baik kakek nenek saya,” ujarnya.
Pasca Pilpres ini Prabowo mengajak semua masyarakat melupakan perbedaan, jangan sampai gontok-gontokan. Karena sudah waktunya untuk berbuat bagi kemakmuran bangsa Indonesia.
Termasuk meniru keberanian warga NU dan sejarah NU di saat genting selalu tampil sebagai stabilisator, pembawa kesejukan, kedamaian, penjamin keselamatan dan berpihak ke NKRI.
“NU bisa dikatakan Islam yang merah putih. Ingat sejarah perjuangan kemerdekaan pasca proklamasi, bagaimana ketika Inggris datang ingin menguasai lagi, dari peran Kiai, NU, dan ulama NU di Jatim tegas tegar. Tidak tunduk kepada kekuatan asing yang menjaajah bangsa kembali. Maka jangan lupa sejarah,” ujarnya.
“Mereka yang lupa sejarah akan dihukum sejarah. Lihat saja ketika paham komunisme hampir menguasai, NU juga tampil. Tidak mengherankan kenapa TNI dekat dengan ulama dan kiai. NU tidak mau menjalankan agama dengan kekerasan, tidak ada kecurigaan dan kebencian dalam beragama, itu karakter NU,” imbuhnya.
Kembali Prabowo, mengaku mendapat suntikan spirit luar biasa dari kehadiran ribuan ulama, muslimat dan kiai saat ini. Dia merasa sangat terhormat diterima jadi warga NU.
“Intinya hari ini kami ingin sampaikan terima kasih, dan hormat kami kepada semua kiai, ulama, NU, muslimat NU relawan dan lainnya. Kami ingin menyampaikan terima kasih, kepada Bu Khofifah, pemimpin muslimat, NU, relawan, kiai, ulama, tak malu mendukung Prabowo Gibran,” imbuhnya.
Dia berpesan agar tidak euforia menyambut kemenangan atau gembira berlebihan.
Prabowo bahkan mengajak merenung karena mandat itu tanggungjawab berat. Bahwa masa depan sekarang di pundak.
“Sejak itu setiap saat sadar, tidak tidur. Sebelum tidur. Saya langsung berpikir tak boleh mengecewakan rakyat Indonesia. Ini adalah kehormatan bagi kami. Segala iptek, dan kemampuan kita sudah saatnya diterapkan untuk sebesar kepentingan rakyat Indonesia,” ujarnya.
“Kalau melihat dukungan NU dan kalian bersama. Saya tidak takut dan tidak gentar menjalankan program itu. Hilangkan kemiskinan dari bumi Indonesia. Mari bersama menghilangkan kelaparan. Tidak boleh ada anak yang tidak makan, lapar dan stunting. Tidak boleh ada anak Indonesia lapar. Saya tak gentar perjuangkan rakyat saya.
Usia 72 tahun, saya tidak takut. Saya hanya takut kepada Allah SWT saja. Hari ini luar biasa suntikan semangat dan keberanian saya,” ujarnya.
“Pak Jokowi telah menunjukkan arah bangsa dan sepakat dengan saya. Maka programnya akan saya teruskan. Kalau untuk membela rakyat saya tidak takut di dunia ini. Dan di hati saya yang paling dalam. Kalianlah yang memenangkan saya,” pungkas Prabowo.
Prabowo Subianto tidak akan lupa Jawa Timur dan tidak pakai janji. Yang penting katanya dia sudah mengerti.
“Saya berharap NU, Muslimat, Ansor, Banser, Kiai, Ulama, relawan, rakyat semua, mari kita kawal dan gabungkan kekuatan bersama TNI Polri dan kekuatan lain di jalan yang benar. Yang lurus, di pihak rakyat kita akan mulia,” pungkasnya. (oby/jal)