PERISTIWA, WacanaNews.co.id — Israel gempur markas pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) di Lebanon Selatan. Serangan tersebut mengakibatkan dua personel UNIFIL mengalami luka-luka. Insiden ini memicu kecaman internasional dan meningkatkan ketegangan di wilayah yang sudah bergejolak tersebut.
Meskipun UNIFIL telah mengeluarkan pernyataan resmi yang mengkonfirmasi serangan tersebut, namun, mereka tidak secara eksplisit menyalahkan Israel. Akan tetapi, berbagai sumber menunjukkan bahwa Israel berada di balik serangan tersebut. Lebih lanjut, beberapa laporan menyebutkan bahwa serangan menggunakan artileri.
Serangan Israel Picu Kecaman
Tentu saja, serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB merupakan pelanggaran serius terhadap hukum internasional. Oleh karena itu, banyak negara dan organisasi internasional mengecam tindakan Israel tersebut. Bahkan, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyerukan penyelidikan menyeluruh atas insiden tersebut.
Di sisi lain, Israel berdalih bahwa serangan tersebut ditujukan kepada kelompok Hizbullah yang mereka anggap bersembunyi di dekat markas UNIFIL. Namun demikian, alasan ini dipandang lemah oleh banyak pihak. Sebab, UNIFIL memiliki mandat untuk menjaga perdamaian dan keamanan di Lebanon Selatan, dan kehadiran mereka di sana telah disetujui oleh pemerintah Lebanon dan diakui oleh masyarakat internasional.
Sementara itu, Hizbullah menyatakan bahwa mereka tidak terlibat dalam insiden tersebut. Mereka justru menuduh Israel sengaja menyerang UNIFIL untuk memprovokasi ketegangan dan mengalihkan perhatian dunia dari pelanggaran yang terus mereka lakukan terhadap Palestina.
Insiden ini semakin memperumit situasi di Lebanon Selatan yang sudah rawan konflik. Selain itu, serangan tersebut juga menimbulkan kekhawatiran akan eskalasi ketegangan yang lebih luas di kawasan tersebut.
(ifa/jal)