ACEH TIMUR, WacanaNews.co.id — Gaji tenaga kontrak dipotong, Ketua DPP Aliansi Wartawan Aceh Independen (AWAI) Dedi Saputra, SH melalui Humas Maulana meminta dan mendesak DPRK Aceh Timur agar mencari jalan keluar terkait wacana pemotongan gaji tenaga honore atau kontrak pada RAPBK 2022.
Seperti halnya kemarin ada isu miring terkait pemotongan gaji sejumlah tenaga kontrak yang berkerja di salah satu rumah sakit di Aceh Timur sehingga memicu terjadinya demo.
“Kondisi kita sedang masa pandemi. Bila terjadi skema pengurangan anggaran melalui pemotongan gaji tenaga honorer per bulan, maka sangat berdampak tidak baik,” imbuhnya, Kamis (17/2/2022).
Dia mengatakan bahwa memang bukan LSM tapi mereka juga sebagai warga negara Indonesia berhak untuk berbicara dan mengkritik.
Menurutnya, rencana Pemkab Aceh Timur dugaan kami dalam menyiasati kebutuhan anggaran tahun 2022, dengan melakukan pengurangan sejumlah anggaran, agar ditinjau kembali terlebih terkait hajat hidup para tenaga honorer/kontrak di daerah itu.
“Kami minta Pemkab ditinjau lagi, mengingat Selama ini tenaga kontrak di Aceh Timur menerima upah sebesar Rp 600 ribu per bulannya. Ada juga di instansi lainnya gaji Rp 1.200.000 menjadi Rp 900,” ujar Maulana
Lanjutnya kenapa tidak gaji PNS saja yang di potong,yang gaji tunjangan atau lainnya yang di potong malah ada oknum PNS yang kurang menerima.
“Kenapa tidak dilakukan pemotongan terhadap PNS saja, kan mereka banyak sekali tunjangan dan lainnya, ini tenaga honorer sudah gajinya berapa, dipotong lagi” ungkap Maulana dengan tegas.
Dia yakin pasti Pemerintah punya solusi terbaik untuk para jajarannya, untuk bisa mensejahterakan para tenaga honorer dan lainnya
“Saya yakin, pimpinan kita di Aceh Timur, memiliki solusi mengatasi kekurangan anggaran dalam pembiayaan pembangunan dalam APBK 2022. Sehingga, tidak ada pemotongan terhadap gaji maupun pengurangan tenaga honorer/kontrak,” demikian Humas AWAI.(han/w2)
