Fakta Kampus UIPM, Pemberi Gelar Raffi Ahmad Ketahuan Testimoni Palsu Catut Gita Savitri Jadi Alumni
Berita,WacanaNews.co.id — Raffi Ahmad baru-baru ini menjadi sorotan publik setelah menerima gelar Doktor Kehormatan atau Doktor Honoris Causa dari Universitas Interstudi International Program (UIPM). Namun, pemberian gelar ini justru memicu kontroversi dan membawa UIPM ke pusaran perhatian. Pasalnya, universitas yang berlokasi di Malaysia ini diduga melakukan praktik pemberian gelar “instan” dan mencatut nama Gita Savitri sebagai alumni dalam testimoni palsu.
Temuan testimoni palsu Gita Savitri ini semakin mempertebal dugaan masyarakat terhadap kredibilitas UIPM. Meskipun pihak UIPM telah mengklarifikasi dan menghapus testimoni tersebut, namun bayang-bayang keraguan tetap menghantui publik. Selain itu, masyarakat juga mempertanyakan alasan di balik pemberian gelar Doktor Honoris Causa kepada Raffi Ahmad. Sebab, gelar tersebut seharusnya diberikan kepada individu yang memiliki kontribusi signifikan di bidang ilmu pengetahuan dan kemanusiaan.
Kontroversi ini menimbulkan perdebatan di tengah masyarakat. Sebagian pihak mendukung Raffi Ahmad dan menganggap pemberian gelar tersebut layak ia dapatkan. Namun, sebagian lain justru mengkritik dan mempertanyakan urgensi pemberian gelar tersebut. Mereka berpendapat bahwa prestasi Raffi Ahmad di dunia entertainment belum cukup untuk mendapatkan gelar akademik setinggi itu. Terlebih lagi, dengan munculnya berbagai fakta mengenai UIPM, seperti testimoni palsu dan dugaan praktik pemberian gelar “instan”, semakin memperkuat kritikan tersebut.
Meskipun kontroversi ini masih bergulir, namun ada hikmah yang bisa kita ambil. Pertama, kita diingatkan kembali akan pentingnya menjaga integritas akademik dan menghindari praktik-praktik yang merugikan. Kedua, kita juga diajak untuk lebih bijak dalam menyikapi berbagai informasi yang beredar, terutama di era digital seperti sekarang ini. Kita harus mampu memfilter informasi dan tidak mudah terpengaruh oleh berita hoax atau informasi yang belum terverifikasi kebenarannya.
(ifa/jal)