PERISTIWA,WacanaNews.co.id — Dua kematian pelajar dalam sebulan terakhir, sungguh bikin miris, guys! Kejadian ini seperti puncak gunung es dari masalah kekerasan di sekolah yang selama ini seolah-olah tersembunyi. Nggak cuma kasus ini aja, ternyata banyak banget kasus kekerasan lain yang nggak terekspos.
Pertama, ada kasus siswi SMP di Cilacap yang jadi korban bully teman-temannya. Video penganiayaannya sampai viral di medsos. Kedua, ada kasus siswa SMP di Balikpapan yang dipukulin teman sebayanya sampai meninggal. Alasannya sepele banget, cuma gara-gara masalah cewek.
Meskipun kejadian ini bikin kita ngeri, tapi faktanya kasus kekerasan di sekolah masih sering terjadi. KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) mencatat, dari Januari sampai Agustus 2023, ada 2.355 kasus kekerasan terhadap anak. Kekerasan fisik dan psikis ada 236 kasus, sementara kasus perundungan ada 87 kasus.
Selain itu, kasus-kasus ini cuma sebagian kecil aja, lho! Masih banyak kasus lain yang nggak dilaporkan. Kekerasan di sekolah udah kayak fenomena gunung es, yang keliatan cuma puncaknya aja.
Nah, menurut KPAI, ada beberapa faktor nih yang bikin kekerasan di sekolah makin menjadi-jadi. Misalnya, kurangnya pengawasan dari guru dan orang tua, terus lingkungan sekolah yang kurang kondusif, dan pengaruh negatif dari media sosial.
Namun, kita semua punya tanggung jawab untuk mencegah kekerasan di sekolah, guys! Pertama, kita harus berani speak up kalau ngeliat atau ngalamin kekerasan. Kedua, kita harus menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman. Ketiga, kita harus bijak dalam menggunakan media sosial.
Akhirnya, semoga dengan upaya kita bersama, kekerasan di sekolah bisa kita cegah. Jangan sampai ada lagi korban jiwa kayak dua kasus tadi. Yuk, kita sama-sama peduli!
(ifa/jal)