JOMBANG, WacanaNews.co.id – Dalam acara Talk Show yang diselenggarakan Humas RSUD Kabupaten Jombang Propinsi Jawa Timur, CH. Widayanti, S.Psi.,M.Si.,Psi.,Psikolog menyampaikan cara menyiapakan belajar anak dalam berbagai situasi sesuai perkembangannya di Era New Normal, Kamis (21/01/21).
Talk Show yang laksanakan di Ruang Dokter lantai dua RSUD Jombang tersebut, Psikolog Widayanti menjelaskan, waktu pertumbuhan anak terus berjalan, oleh karenanya sebagai orang tua harus mampu mendidik anak dalam situasi apapun sesuai perkembanganya agar anak tidak stagnan pertumbuhannya.
Ia juga mengambarkan masa rentan lima tahunan pertumbuhan anak, menurutnya, di masa pandemi ini jika tidak melakukan tindakan yang positif terhadap anak maka perkembangan anak akan stagnan. Padahal, masa keemasan anak adalah usia di kandungan hingga 18 tahun, 80% perkembangan anak di usia kandungan hingga 8 tahun, di tahun berikutnya prosentasi pertumbuhan anak hanya 20%.
“Perlu kita ingat, tumbuh kembang anak terus berjalan, tidak bisa masa pandemi belajar dirumah mempengarui pertumbuhan anak. Golden Age anak dalam kemampuan berlajar maksimal 0-18 tahun, belajar maksimal 50% usia 0-4 tahun, 30% usia 4-8 tahun, sisanya hanya 20%,” jelas Psikolog Widayanti.
Konsep Tumbuh Kembang Anak, dijelaskan, orang tua harus mampu melihat perkembangan anak sesuai usia perkembangan anak. Purlu dilihat juga apakah ada penyimpangan atau pertumbuhan yang terjadi pada anak, penyimpangan yang sering terjadi diantaranya aspek motorik halus, motorik kasar, gangguan berbicara, ganggunan komunikasi termasuk ganguan sosialisasi dan kemandirian anak.
“Orang tua harus mampu mendeteksi dini penyimpangan tumbuh kembang anak, penyimpangan sendiri ada beberapa jenis, meliputi : penyimpangan pertumbuhan, penyimpangan perkembangan, gangguan pendengaran dan penglihatan, penyimpangan mental emosional,” paparnya.
Kapan Kesiapan belajar anak ? Psikolog Widayanti menerangkan, melalui deteksi dini kesiapan belajar anak, yang dimaksud kesiapan belajar anak merupakan keseluruhan kesiapan anak merespon jawaban dalam berbagai situasi dan kondisi. Aspek penunjangnya antara lain: Kemampuan Kognitif atau kecerdasan, Kemampuan Motorik dan kemampuan emosi termasuk kematangan anak.
“Untuk mengetahui anak siap menerima pembelajaran melalui deteksi dini kesiapan belajar. Keseluruhan kondisi diri dalam memberikan respon atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap situasi tertentu,” jawabnya.
Ia juga menjelaskan, dampak belajar dirumah terhadap kondisi psikologis anak usia sekolah, menurut hasil penelitian Tim Satgas Covid-19 IPK Indonesia menunjukan belajar dirumah lebih baik dibandingkan dengan mengikuti pembelajaran campuran antara online/BDR dan tatap muka. Dari hasil Penelitian Kebijakan, badan penelitian dan pengembangan perbukuan Kemendikbud RI menunjukan, belajar dirumah tidak menimbulkan stress yang berlebih dibandingkan dengan metode pembelajaran lainya. Karena kondisi psikologis anak usia sekolah tidak secara langsung disebabkan oleh belajar dirumah.
“Kesimpulanya, pandemi memang mempengarui fisik dan mental masyarakat, namun lebih utama memberikan perhatian dan upaya untuk mendukung anak, guru dan pendamping belajar anak dalam menjalani belajar dirumah,” pungkas Psikolog Widayanti.(pras/w2)