Sunyoto Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Blitar. (istimewa)
BLITAR, WacanaNews.co.id – Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Blitar, Sunyoto, menyampaikan apresiasi mendalam kepada Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Blitar atas langkah inovatifnya dalam memberdayakan anak cucu petani tembakau.
Melalui program pelatihan keterampilan yang didanai oleh Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT), Disnaker berhasil menciptakan peluang bagi generasi penerus petani tembakau untuk memiliki keahlian dan siap bersaing di dunia kerja.
Sunyoto mengungkapkan bahwa Disnaker Kabupaten Blitar adalah salah satu dinas yang menunjukkan kepedulian nyata terhadap nasib anak cucu petani tembakau. Program pelatihan ini tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi mereka yang belum bekerja.
“Ada berbagai macam kegiatan pelatihan seperti MUA, barista, pastry, dan lain-lain. Total ada delapan jenis kegiatan yang diberikan,” ujar Sunyoto dengan nada antusias.
Pelatihan ini tidak hanya ditujukan kepada anak cucu petani tembakau saja, tetapi juga melibatkan peserta dari masyarakat umum. Hal ini dilakukan untuk menciptakan inklusivitas dan menghindari adanya kecemburuan sosial.
“Kami sangat mendukung karena ini adalah cara untuk mencerdaskan generasi penerus, baik dari keluarga petani maupun masyarakat umum,” tambahnya.
Salah satu hal yang menjadi sorotan dalam program ini adalah pemberian sertifikat kompetensi setelah peserta menyelesaikan pelatihan. Menurut Sunyoto, sertifikat ini memiliki nilai penting sebagai bukti bahwa seseorang telah mengikuti pelatihan dan memiliki keterampilan tertentu.
“Anak-anak kita yang sudah tamat sekolah tapi belum bekerja bisa mendapatkan keahlian baru. Sertifikat ini menjadi bekal mereka untuk siap kerja,” jelasnya.
Harapan besar dari program ini adalah agar anak cucu petani tembakau dapat lebih mandiri secara ekonomi. Dengan memiliki keahlian yang dibuktikan melalui sertifikat, mereka memiliki peluang lebih besar untuk bekerja di industri terkait atau bahkan membuka usaha sendiri.
Program pelatihan ini terselenggara berkat dukungan DBHCHT, sebuah dana yang berasal dari cukai hasil tembakau. Sunyoto menjelaskan bahwa dana ini sebenarnya merupakan kontribusi langsung dari petani tembakau. Prosesnya dimulai dari petani yang menanam tembakau, menjual hasil panen ke pabrik, kemudian pabrik tersebut membayar cukai kepada negara.
Sebagian dari cukai tersebut kembali ke daerah dalam bentuk DBHCHT, yang kemudian digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi petani tembakau dan masyarakat luas.
“Ini adalah bentuk penghargaan kepada petani tembakau. Dana dari cukai itu kembali kepada petani dalam bentuk program-program seperti ini. Jadi, kami sangat mendukung pemanfaatan DBHCHT untuk kegiatan yang memberdayakan petani dan keluarganya,” tegas Sunyoto.
Di Kabupaten Blitar, terdapat ratusan petani tembakau yang tersebar di berbagai wilayah. Namun, ada 20 kelompok tani besar yang terdaftar secara resmi sebagai bagian dari Asosiasi Petani Tembakau Indonesia. Menurut Sunyoto, kelompok-kelompok inilah yang menjadi fokus utama dalam program pemberdayaan ini.
“Kami ingin memastikan bahwa manfaat DBHCHT benar-benar dirasakan oleh petani tembakau, terutama melalui pemberdayaan anak cucu mereka,” ujarnya.
Program pelatihan keterampilan ini bukan hanya tentang meningkatkan kapasitas individu, tetapi juga tentang menciptakan dampak positif bagi ekosistem ekonomi lokal. Dengan memberikan keahlian kepada anak cucu petani tembakau, program ini berpotensi mengurangi angka pengangguran di kalangan generasi muda.
Selain itu, para peserta yang memilih jalur wirausaha juga akan membuka lapangan pekerjaan baru, sehingga menciptakan efek domino yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
“Kami berharap program seperti ini terus berlanjut dan semakin banyak anak cucu petani tembakau yang bisa merasakan manfaatnya. Ini adalah bukti bahwa DBHCHT benar-benar kembali kepada petani dan digunakan untuk kebaikan bersama,” tutup Sunyoto dengan penuh optimisme. (adv/dani)