Berita, WacanaNews.co.id — Rwanda, Afrika Timur – Tengah melaporkan kejadian wabah infeksi virus Marburg yang berbahaya sejak akhir September 2024. Sejak pertama kali munculnya wabah hingga pada hari Kamis (3/10), telah tercatat kejadian sebanyak 36 kasus, dengan jumlah kematian sebanyak 11 jiwa.
Tidak hanya Rwanda yang pernah melaporkan adanya kasus virus Marburg ini. Beberapa negara lain juga pernah melaporkan kejadian yang sama. Negara-negara tersebut meliputi Jerman, Serbia, Angola, Guinea, Ghana, Kongo, Uganda, Tanzania, Kenya, dan Afrika Selatan.
Meskipun belum terdapat laporan kejadian di Indonesia, pemerintah telah melakukan penilaian risiko cepat (rapid risk assessment) penyakit virus Marburg pada 20 Februari 2023. Dari hasil penilaian ini Indonesia memiliki kemungkinan yang rendah dalam importasi kasus virus Marburg.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Mohammad Syahril mengingatkan pemerintah dan masyarakat untuk tetap melakukan kewaspadaan dini dan antisipasi terhadap penyakit virus Marburg ini.
Lalu apa itu virus Marburg yang sedang mewabah di Rwanda?
Apa Itu Virus Marburg?
Mengutip dari situs resmi Kemenkes RI, penyakit virus Marburg merupakan penyakit demam berdarah akibat infeksi virus Marburg (termasuk dalam famili filovirus yang merupakan satu famili dengan virus ebola).
Pada tahun 1967, virus ini pertama kali muncul secara bersamaan di Marburg dan Frankfurt di Jerman, dan Belgrade di Serbia. Sejak tahun 1967 hingga tahun 2023 terdapat 593 kasus konfirmasi penyakit virus Marburg dengan 481 kematian (Tingkat Fatalitas Kasus sebesar 81 persen). Kasus-kasus tersebut tersebar di berbagai negara di wilayah Afrika, Amerika, maupun Eropa.
Pada mulanya penularan virus ini pada manusia melalui koloni kelelawar Rousettus yang banyak terdapat di Afrika, Timur Tengah dan Mediterania. Sedangkan penularan antar manusia dapat terjadi melalui darah dan cairan tubuh lainnya. Penularan bisa melalui darah, urin, saliva/air liur, keringat, feses/tinja, bekas muntahan, ASI, dan cairan semen/sperma.
Gejala yang Muncul dan Pengobatannya
Gejala penyakit virus Marburg mirip dengan penyakit lain yang banyak terjadi di Indonesia seperti malaria, tifus, dan demam berdarah. Sehingga penyakit virus Marburg ini sulit teridentifikasi.
Menurut dr. Syahril gejala yang muncul berupa demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, mual muntah, diare, dan perdarahan. Penyakit ini dapat menyebabkan perdarahan pada hidung, gusi, vagina, atau melalui muntah dan feses yang muncul pada hari ke-5 sampai hari ke-7.
Hingga saat ini belum ada obat khusus untuk penyakit virus Marburg ini. Sedangkan vaksin untuk tindakan pencegahan masih dalam tahap pengembangan. Terdapat dua vaksin yang memasuki tahap uji klinis fase 1 yaitu vaksin strain Sabin dan vaksin Janssen.
“Belum ada obat khusus, pengobatan (masih) bersifat simtomatik dan suportif, yaitu mengobati komplikasi dan menjaga keseimbangan cairan serta elektrolit,” ujar dr. Syahril.
(ifa/jal)