Ende, WacanaNews.co.id — Selama 7 tahun pengungsi asal Palu’e di Kecamatan Maurole mengalami kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya.
Sejak 2013 silam mereka hanya mencari ikan dilaut dan bercocok tanam, di pasir dan bukit yang tandus untuk bertahan hidup.
Alhasil membiayai pendidikan anak, kesehatan, dan lain sebagainya masih mengalami kendala yang luar biasa.
Kesehariannya dipandang sebagai orang asing dan merasa asing sehingga ruang gerak merekapun terbatas dalam peragulan hidup dengan masyarakat sekitarnya.
Dengan kondisi ini Pemda Ende mulai sadar akan hidup berbangsa dan bernegara dalam meningkatkan kualitas hidup di saat memperingati hari Kemerdekaan ke-75 untuk memperhatikannya secara khusus.
24 Agustus 2020, Pemerintah Daerah Kabupaten Ende langsung bertemu dengan Sekda Sika yang diwakili Asisten I Abraham Badu, Camat Maurole Lenon Fransiskus dan Kabag Pemeritahan Ende.
Disampaikan kepada Wacananews.co.id, Kamis,(03/09/2020) di ruang kerjanya Asisten I Abraham Badu mengisahkan, dalam pertemuan itu mereka mejelaskan keberadaan pengungsi diwilahnya, dengan jumlah 99 KK dan 309 jiwa.
“Kalau mereka mau jadi warga kabupaten Ende, kita proses atau kembali ke Sika sudah pasti kembali”, ujar Abrham.
Sekda Sika pun dalam pertemuan itu bersikap bahwa, waktu tidak lama lagi akan perintahkan camat Palu’e bertemu dengan camat Maurole untuk berbicara secara baik-baik, kemudian mempertemukan 2 pemerintah, Kabupaten Sika dan Ende. Namun waktunya belum disepakati.
“Dari Ende, secara manusia kami sangat memprihatinkan tapi untuk membantu kami belum bisa karena masih terdata sebagai warga Sika”, tambah Asisten I Ende ini.
Hal ini mendapat respon dari DPC GMNI Ende bidang Pemberdayaan Masyarakat, Antonius Ndori mengatakan, bahwa sebagai agen of change dan agen control bermotokan pejuang pemikir-pemikir pejuang akan tetap mendukung langkah pemerintah secara progresif untuk memperhatikan pengungsi secara arif dan bijaksana .
“Perjuangan kami dalam mengawasi kebijakan pemerintah tidak akan berhenti, jadi pemda Sika dan Pemda Ende jangan main-main dan anggap sepele dengan pengungsi asal Palu’e ini karena kita berada dalam satu rahim Indonesia’, pungkasnya.(ms/w1)