Review Film Ketika Berhenti Disini Keluaran 2023

film ketika berhenti disini
film ketika berhenti disini (istimewa)

Umay lagi -lagi merilis karya terbarunya, yaitu Ketika Berhenti di Sini. Film kedua yang disutradarai oleh Umay ini juga dibintangi deretan aktor ternama, di antaranya Prilly Latuconsina, Bryan Domani, Refal Hady, Lutesha, dan aktor lainnya.

Ketika Berhenti di Sini berkisah tentang cewek bernama Dita yang diliputi penyesalan setelah ditinggal meninggal oleh kekasihnya, Ed. Namun sebelum meninggal, Ed meninggalkan sebuah kacamata khusus dengan tekonologi Augmented Reality (AR), yang mana Dita bisa menampilkan hologram dalam wujud Ed dan bisa berkomunikasi dengan hologram tersebut.

Ketika Berhenti di Sini menghadirkan konsep cerita berbeda yang membuatnya jadi fresh di antara banyaknya film drama romantis yang ada di Indonesia, yang mana sempat menjadi trending topik di sosial media kala itu. Enggak hanya sekadar drama romantis mengharukan, Ketika Berhenti di Sini juga menghadirkan elemen fiksi ilmiah di dalam ceritanya.

Film yang di Sutradarai oleh Umay terang-terangan mengakui bahwa ada inspirasi dari film drama romantis fiksi ilmiah keluaran Hollywood untuk filmnya. Referensi tentang film tersebut bahkan begitu jelas diperlihatkan di Ketika Berhenti di Sini.

Alih-alih menampilkan kisah cinta bahagia, Ketika Berhenti di Sini malah menampilkan kisah cinta tragis dan cukup depresif. Film ini menggambarkan bagaimana rasa frustrasi dapat membuat seseorang terjebak dalam hal yang tidak nyata. Dari satu film ini, kamu bisa mendapatkan banyak isu sekaligus, mulai dari bahaya ketergantungan teknologi (khususnya tentang AR dan AI), kehilangan, hingga tentang kesehatan mental.

Kisah cinta awal antara Dita dan Ed, tepatnya sebelum terjadi tragedi, diceritakan dengan cara yang bertele-tele. Memang banyak momen yang bisa memancing air mata, tetapi konfliknya terasa monoton dari awal hingga akhir.

Setelah menonton Ketika Berhenti di Sini, Prilly Latuconsina merupakan pilihan yang tepat sebagai pemeran utama film ini. Prilly mampu membuat penonton ikut merasakan kesedihan mendalam yang dialami oleh karakternya, yaitu Dita. Prilly bahkan benar-benar sepenuh hati saat melakukan adegan nangisnya Dita. Ketika Dita menangis, saya tidak seperti melihat Prilly sedang berakting karena benar-benar terasa nyata kesedihannya.

Selain Prilly, aktor lainnya yang perlu diapresiasi aktingnya di film ini adalah Bryan Domani yang memerankan Ed. Prilly dan Bryan mampu menciptakan chemistry yang sangat baik dalam memerankan Dita dan Ed. Penampilan Bryan sebagai Ed dalam versi AR atau hologram juga benar-benar mencuri perhatian. Selain Prilly dan Bryan, aktor lainnya juga memerankan peran mereka masing-masing dengan sangat baik.

Visual Ketika Berhenti di Sini yang cukup mengganggu bagi saya yaitu teknik dalam pengeditannya. teknik editing patah-patah ini malah digunakan di banyak momen film ini. Karena enggak semua momen di film ini cocok menggunakan teknik editing seperti itu.

Walau teknik editing visualnya kurang memuaskan, saya bisa memberikan apresiasi atas pemilihan lagu atau penggunaan scoring di film ini. Semua lagu yang digunakan benar-benar cocok dengan suasana filmnya dari awal hingga akhir. Lalu, ada satu momen yang paling menarik bagi saya ketika lagu bernuansa cinta tiba-tiba berhenti ketika Dita dan Ed mulai berdebat.

Ketika Berhenti di Sini sebenarnya menyajikan konsep cerita yang cukup fresh di antara film drama romantis Indonesia lainnya, dengan menghadirkan elemen fiksi ilmiah di dalam ceritanya. Prilly Latuconsina benar-benar mencurahkan emosinya untuk perannya di film ini, sangat terasa pembawaan Prilly dalam memerankan sebagai Dita begitu medalami, samapi penonton terlarut dalam kesedihan .

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *