Tuduhan Tanggungan 11,4 Juta PT Aries Putra Mandiiri Jombang, Fitri: Tidak Benar

aries putra jombang
PT Aries Putra Mandiiri Jombang Jl. Brawijaya No.110-112 Peterongan (Depan Pasar Peterongan) Jombang. (wacananews.co.id/pras)

JOMBANG, WacanaNews.co.id — Sudah jatuh tertimpa tangga, paribahasa yang pas buat Fitri Ariani. Mantan kariyawan PT. Aries Putra Mandiri Jombang ini harus kesulitan mengambil Ijazah yang dibuat jaminan ke Perusahaan. Bahkan dirinya harus menerima beban tanggungan hingga puluhan juta rupiah.

Setelah diberitakan sebelumnya, Kepala Cabang PT Aries Putra Mandiri Jombang Eric Aloysius mengaku jika ada tiga karyawan yang ijazahnya belum diambil. Bahkan salah satu mantan Karyawan bernama Fitri Ariani harus menanggung tanggungan seberas 11,4 juta.

Tuduhan tersebut di tepis Fitri Ariani, menurutnya dirinya hanya bertugas hanya mengimput ke sistem saja. Sedangkan dirinya menjadi kasir hanya sementara saja sekitar dua bulan menggantikan karyawan lain yang meninggal.

“Tidak benar, kan tugas front desk kan hanya mengimput ke sistem saja KBB, cuman untuk masalah klim itu di kasir. Jabatanku kan sebelumnya front desk, aq jadi kasir itu saat aq menggantikan temenku sakit lalu meninggal itu sampai ada penggantiku sampek jarak beberapa bulan 1 atau 2 bulanan,” jelas Fitri, Jum’at (28/7/2023).

Fitri mengaku jika pada saat dirinya menggantikan menjadi kasir tidak pernah menginput data KPB hingga puluhan juta, karena pada saat itu penjualan lagi sepi.

“Itu saya pada saat menggantikan ngrekap KPB (kartu perawatan berkala) tidak pernah sampai sebelas juta tidak pernah, karena penjualan sepi. Karena KPB itu kan bisa dilihat dari penjualan, jika semakin banyak penjualan maka semakin banyak yang klaim KPB,” tambahnya.

Dirinya juga menepis tuduhan salah input data, menurutnya kesalahan pemesanan seharusnya bukan dirinya yang disalahkan karena pemesanan barang sesuai dengan data dari mekanik yang paham barang onderdil.

“Untuk soal onderdilnya itu kataya saya salah input sparepart, sedangkan gini pak, kalau soal sparepart aku tidak tau ini jenisnya apa, yang tau adalah mekanik. Jadi langkah awal ada orang pengen HO sepeda motor, aku tanya ke mekanik ini kodenya apa gitu. Jadi kalau saya dibilang salah input seharusnya yang salah mekanik, soalnya apa, aku tanya itu kodenya dari mekanik dan selalu suruh saya nulis itu kodenya dari mekanik. Karena aku tidak tau spedometernya ini kodenya apa,” ungkapnya.

Bahkan yang ia sayangkan adalah, tanggungan yang dituduhkan tidak pernah ada pada saat dirinya aktif kerja. Tuduhan tersebut muncul pada saat dirinya mau mengambil ijazahnya. Ia menambahkan jika harga barang spidometer yang di tuduhkan tidaklah sebesar itu.0

Fitri Ariani mantan karyawan Aries Putra Motor Jombang yang di tuduh mempunyai tanggungan. (wacananews.co.id/pras)

“Tidak pernah, muncul ya setelah memintak ijazah saya itu tadi. Terakhir saya tanya temen-temen itu harga spedometernya itu sekitar dua jutaan kok sekarang jadi sebelas jutaan. Kata temen saya, kalok sejak awal harganya segitu pasti sudah dipermasalahkan, karena lebih dari sepuluh juta,” papar Fitri.

Barang yang dianggap saya salah pesan tersebut juga masih ada di dealer, sehingga jika dianggap merugikan ya jelas tidak. “Dan barang itu juga ada di dealer tidak dimana-mana, kalok ada orang butuh kan bisa di jual lagi,” sanggahnya.

Fitri juga mengaku jika pada saat dirinya menggantikan menjadi kasir dirinya sudah melakukan pengeklaimnya KPB. Menurutnya, jika ada kesalahan masih bisa diperbaiki dan di klaimkan lagi.

“KPB itu kan servis gratis bagi yang mempunyai kendaraan, tapi kita kan juga ngeklaim ke MPM agar kita dapar gantinya itu. Saya sudah kleim cuman ada yang di pengembalian karena salah lalu saya perbaiki dan saya kirimkan lagi yang di persoalkan kan itu,” jelasnya.

Menurut pengalaman dia, pada saat mengimput KPB satu bulanya tidaklah besar. Bahkan satu bulanya tidak sampai hingga 2 jutaan karena pada saat itu penjualan sepi.

“Saya gantinkan input KPB itu hanya 1-2 bulan tidak sampai 4 bulan, klaim KPB itu satu bulan itu tidak sampek berjuta juta, lima juta tidak itu tidak ada, bahkan 2 juta itu tidak ada soalnya pada saat penjualan itu sepi,” jelasnya.

Hingga dirinya menjelaskan jika klaim KPB sangatlah mudah kemungkinan tidak cair sangatlah kecil. Fitri juga mengaku sudah mengirimkan kembali perbaikan KPB bisa dibuktikan dengan bukti pengiriman berkas.

“Bukanya tidak bisa cair KPB nya, itu dikembalikan lagi untuk diperbaiki baru dikirim lagi. MPM itu tidak mempersulit soal klaim, dan saya sudah kirim lagi dan sudah ada buktinya itu sama bukti kirim JNT itu,” detailnya.

Lebih parahnya lagi, hingga kini Fitri belum menerima dua ijazahnya yaitu Ijazah SMP dan SMA. “Iya, ijazah SMP sama SMA saya belum keluar,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Cabang PT Aries Putra Mandiri Jombang Eric Aloysius saat dikonfirmasi pihaknya masih ada rapat disarankan melalui pesan Whatsapp saja.

Saat ditanya Saudara Fitri Ariani mempunyai tanggungan 11,4 juta menjabat sebagai apa dan berapa ia menjabat? Eric menjawab terkesan tidak terbuka. Ia menjawab pada Fitri bekerja disana.

“Bergabung dengan saya 21/08/2020 sampe dengan 30/09/2021. Dan bertugas pada admin ahass, 10 bln mas,” jawabnya, Jum’at (28/7/2023).

Saat ditanya seluruh klaim KPB kenapa menjadi tanggungan Fitri? Eric menjawab pada saat itu melakukan klaim adalah Fitri. Dan Fitri dianggap tidak melakukan klaim KPB, padahal menurut pengakuan Fitri dirinya sudah melakukan tugasnya dengan baik.

“Iya mas… Karena di bulan september dia yang mengerjakan namun saat akhir bulan akhir dari dia bergabung dengan kami. Dia tidak melakukan Claim/upload dan tidak melakukan serah terima dengan saya yang menjadi tugas dia selama masih aktif di kami mas,” jelas Eric.

Eric juga mengaku tidak hadir pada saat hearing dengan DPRD Kabupaten Jombang pada saat itu sehingga apa yang menjadi kesepakan dilanggar olehnya. “Untuk hearing saat itu saya tidak hadir kerena sedang di rawat di RS mas,” pungkasnya. (pras/jal)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *