SURABAYA, WacanaNews.co.id — DPRD Jawa Timur berharap Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di lingkungan Pemprov Jatim bisa berperan sebagai pengungkit ekonomi. Pernyataan itu disampaikan anggota Komisi C DPRD Jatim, Muhammad Fawait.
Politikus muda yang akrab disapa Gus Fawait itu mengungkapkan hal itu usai hearing dengan mitra komisi C yang membidangi keuangan dan BUMD. Diantaranya Bank Jatim, BPR Jatim (Bank UMKM), Jamkrida dan Biro Perekonomian sebagai koordinator BUMD.
“Kami berharap BUMD bisa menjadi pengungkit ekonomi. Terutama BUMD sektor perbankan seperti Bank Jatim dan Bank UMKM,” kata Gus Fawait dalam keterangannya, Kamis (11/5/2023).
Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Jatim ini mengatakan, BUMD selain sebagai penyumbang APBD Provinsi Jatim. Juga bisa berperan pada pertumbuhan ekonomi masyarakat secara luas.
Pihaknya berharap struktur kredit di Bank Jatim dan Bank UMKM bisa berdampak kepada pertumbuhan ekonomi dalam rangka pengentasan kemiskinan. Karena itu perlu dilakukan penyaluran secara meluas dan diperbanyak di kantung-kantung kemiskinan.
“Perlu dilakukan penyaluran kredit lunak secara meluas pada sektor-sektor pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan dan UMKM. Dengan demikian bisa mengurangi kemiskinan dan pengangguran di pedesaan serta kantung-kantung kemiskinan yang ada di Jatim,” terang Gus Fawait.
Tokoh Muda Nahdliyin Inspiratif Jatim 2020 versi Forkom Jurnalis Nahdliyin ini menyinggung adanya program gubernur Jatim yang positif, yakni dagulir atau dana bergulir. Dana bergulir ini adalah pinjaman lunak yang diperuntukan kepada sejumlah sektor.
Dana yang ada disejumlah organisasi perangkat daerah atau OPD Jatim itu, bisa memberdayakan masyarakat dan pelaku UMKM lewat penyalurannya yang maksimal dan tepat sasaran. Menurut pria asal Jember ini, akses pinjaman lunak yang terbuka akan mengurai kemiskinan di Jawa Timur.
“Tadi disampaikan oleh Biro Perekonomian, ada sekitar Rp127 Miliar dana bergulir yang belum tersalurkan. Kami berharap dana ini segera tersalurkan kepada masyarakat untuk meningkatkan pertumbukan ekonomi,” pungkas alumni pasca sarjana UGM tersebut. (oby/jal)